I. PSIKOLOGI
MANAJEMEN
A.
Pengertian
Psikologi Manajemen
Psikologi Manajemen adalah ilmu tentang bagaimana
mengatur atau me-manage sumber daya yang ada untuk memenuhi kebutuhan atau
dengan kata lain Psikologi Manajemen adalah suatu studi tentang tikah laku manusia
yang terlibat dalam proses manajemen dalam rangka melaksanakan fungsi-fungsi
manajeman untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
Sebagai ilustrasi, dulu dalam manajemen, orang
berproduksi hanya mengandalkan sumber daya alam. Misalnya, orang berburu,
memancing atau memetik hasil hutan saja untuk memenuhi keperluannya. Tetapi
lama-kelamaan mulai terasa bahwa dengan menambahkan sumber daya manusia
(terutama akalnya), maka orang akan bisa lebih efektif dan efisien dalam
berproduksi. Maka mulailah dikenal pertanian, peternakan dan upaya budi daya
sumber-sumber alam lainnya.
B.
Pengertian
Manajemen
Kata manajemen berasal dari bahasa Perancis kuno ménagement, yang memiliki arti seni
melaksanakan dan mengatur. Manajemen belum memiliki definisi yang mapan dan
diterima secara universal. Dalam buku Manajemen Teori, Praktik, & Riset
Pendidikan, kata manajemen berasal dari
bahasa Latin, yaitu dari asal kata manus
yang berarti tangan dan agere yang
berarti melakukan. Kata-kata itu digabung menjadi kata kerja managere yang
artinya menangani. Managere diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris dalam bentuk
kata kerja to manage, dengan kata benda management, dan manager untuk orang
yang melakukan kegiatan manajemen.
Manajemen erat kaitannya dengan konsep organisasi.
Manajemen diperlukan ketika terdapat sekumpulan orang-orang (yang pada umumnya
memiliki karakteristik perbedaan) dan sejumlah sumber daya yang harus dikelola
agar tujuan sebuah organisasi dapat tercapai. Tujuan tersebut sangat beragam,
tergantung dari jenis sebuah organisasi.
Menurut Tisnawati Sule, manajemen adalah sebuah
proses yang dilakukan untuk mewujudkan tujuan organisasi melalui rangkaian
kegiatan berupa perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian
orang-orang serta sumber daya organisasi lainnya. Hakikat manajemen adalah
merupakan proses pemberian bimbingan, pimpinan, pengaturan, pengendalian, dan
pemberian fasilitas lainnya. Pengertian manajemen dapat disebut pembinaan,
pengendalian pengelolaan, kepemimpinan, ketatalaksanaan yang merupakan proses
kegairahan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) manajemen
adalah orang yang mengatur pekerjaan atau kerja sama di antara berbagai
kelompok atau sejumlah orang untuk mencapai sasaran atau orang yg berwenang dan
bertanggung jawab membuat rencana, mengatur, memimpin, dan mengendalikan
pelaksanaannya untuk mencapai sasaran tertentu.
Menurut Stoner, manajemen adalah proses perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan usaha-usaha para anggota
organisasi dan penggunaan sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan
yang telah ditetapkan.
Menurut Manullang, pengertian manajemen dapat
dilihat dari tiga pengertian, yaitu:
1. Manajemen
sebagai suatu proses
2. Manajemen
sebagai suatu kolektivitas manusia
3.
Manajemen sebagai ilmu (science) dan sebagai seni (art)
Manajemen sebagai suatu proses, melihat bagaimana
cara orang untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu.
Pengertian manajemen sebagai suatu proses dapat dilihat dari pengertian menurut:
1. Encylopedia of The Social Science, yaitu
suatu proses dimana pelaksanaan suatu tujuan tertentu dilaksanakan dan diawasi.
2. Haiman,
yaitu fungsi untuk mencapai suatu tujuan melalui kegiatan orang lain, mengawasi
usaha-usaha yang dilakukan individu untuk mencapai tujuan.
3. Georgy
R. Terry, yaitu cara pencapaian tujuan yang telah ditentukan terlebih dahulu
dengan melalui kegiatan orang lain.
Manajemen sebagai suatu kolektivitas manusia yaitu
suatu kumpulan dari orang-orang yang bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan
bersama. Kolektivitas atau kumpulan orang-orang inilah yang disebut dengan
manajemen, sedangkan orang yang bertanggung jawab terhadap terlaksananya suatu
tujuan atau berjalannya aktivitas manajemen disebut manajer.
Manajemen sebagai suatu ilmu dan seni, melihat
bagaimana aktivitas manajemen dihubungkan dengan prinsip-prinsip dari
manajemen. Dari definisi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa manajemen yaitu
koordinasi semua sumber daya melalui proses perencanaan, pengorganisasian,
penetapan tenaga kerja, pengarahan dan pengawasan untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan terlebih dahulu.
C.
Fungsi
Manajemen
Fungsi-fungsi
manajemen adalah seangkaian kegiatan yang dijalankan dalam manajemen
berdasarkan fungsinya masing-masing dan mengikuti satu tahapan-tahapan tertentu
dalam pelaksanaannya. Fungsi manajemen terdiri dari beberapa fungsi, antara
lain:
1. Forecasting
(peramalan) yaitu kegiatan meramalkan, memproyeksikan terhadap kemungkinan yang
akan terjadi bila sesuatu dikerjakan.
2. Planning (perencanaan)
yaitu penentuan serangkaian tindakan dan kegiatan untuk mencapai hasil yang
ditetapkan. Proses ini menyangkut upaya yang dilakukan untuk mengantisipasi
kecenderungan di masa yang akan datang dan penentuan strategi dan taktik yang
tepat untuk mewujudkan target dan tujuan organisasi.
3. Organizing
(organisasi) yaitu pengelompokan kegiatan untuk mencapai tujuan, termasuk dalam
hal ini penetapan susunan organisasi, tugas dan fungsinya. Proses yang
menyangkut bagaimana strategi dan taktik yang telah dirumuskan dalam
perencanaan didesain dalam sebuah struktur organisasi yang tepat dan tangguh,
sistem dan lingkungan organisasi yang kondusif, dan bisa memastikan bahwa semua
pihak dalam organisasi bisa bekerja secara efektif dan efisien guna pencapaian
tujuan organisasi.
4. Staffing
atau Assembing Resources (penyusunan
personalia) yaitu penyusunan personalia sejak dari penarikan tenaga kerja baru,
latihan dan pengembangan sampai dengan usaha agar setiap petugas memberi daya
guna maksimal pada organisasi.
5. Directing
atau Commanding (pengarahan atau mengkomando)
yaitu usaha memberi bimbingan saran-saran dan perintah dalam pelaksanaan tugas
masing-masing bawahan (delegasi wewenang) untuk dilaksanakan dengan baik dan
benar sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Proses implementasi program
agar bisa dijalankan oleh seluruh pihak dalam organisasi serta proses
memotivasi agar semua pihak tersebut dapat menjalankan tanggung jawabnya dengan
penuh kesadaran dan produktivitas yang tinggi.
6. Leading
yaitu pekerjaan manajer untuk meminta orang lain agar bertindak sesuai dengan
tujuan yang telah ditetapkan.
7. Coordinating
(koordinasi) yaitu menyelaraskan tugas atau pekerjaan agar tidak terjadi
kekacauan dan saling lempar tanggung jawab dengan jalan menghubungkan,
menyatu-padukan dan menyelaraskan pekerjaan bawahan.
8. Motivating
(motivasi) yaitu pemberian semangat, inspirasi dan dorongan kepada bawahan agar
mengerjakan kegiatan yang telah ditetapkan secara sukarela.
9. Controlling
(pengawasan) yaitu penentuan dan penetapan cara dan peralatan untuk menjamin
bahwa rencana telah dilaksanakan sesuai dengan tujuan. Proses yang dilakukan
untuk memastikan seluruh rangkaian kegiatan yang telah direncanakan,
diorganisasikan, dan diimplementasikan bisa berjalan sesuai dengan target yang
diharapkan.
10. Reporting
(pelaporan) yaitu penyampaian hasil kegiatan baik secara tertulis maupun lisan.
II.
PERENCANAAN
/ PLANNING
A.
Pengertian
Perencanaan/Planning
Perencanaan dapat didefinisikan sebagai suatu proses
perumusan di muka tentang berbagai tindakan yang akan dilakukan di kemudian
hari guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Rencana adalah setiap rincian dari perumusan di muka
untuk mencapai tujuan tertentu. Dengan demikian, rencana merupakan perincian
dari perencanaan. Proses awal perencanaan dimulai dari penetapan tujuan
kemudian merinci berbagai cara, teknik dan prosedur guna mencapai tujuan
tersebut. Suatu perencanaan dikatakan efektif jika tujuan yang telah dirumuskan
dapat dicapai sepenuhnya dan semakin jauh pencapaian tujuan dari yang
direncanakan berarti perencanaan tidak efekif. Jika tujuan yang telah
dirumuskan dan telah dibuat perencanaannya ternyata tidak dapat dicapai maka
berarti telah terjadi berbagai kemungkinan, di antaranya:
1. Tujuan
yang hendak dicapai tidak realistis.
2. Tujuan
yang hendak dicapai realistis akan tetapi perencanaan yang disusun tidak
sejalan dengan tujuan.
3. Tujuan
yang hendak dicapai tidak realistis sedangkan operasionalisasi perencanaannya
adalah salah.
B.
Langkah-langkah
Dalam Menyusun Planning
Menurut
Manulang, proses pembuatan rencana terdiri dari 4 tahap, yaitu:
1. Menetapkan
Tugas dan Tujuan
Antara
tugas dan tujuan tidak dapat dipisahkan, suatu rencana tidak dapat diformulir
tanpa ditetapkan terlebih dahulu apa yang menjadi tugas dan tujuannya. Tugas
diartikan sebagai apa yang harus dilakukan, sedangkan tujuan yaitu suatu atau
nilai yang akan diperoleh.
2. Observasi
dan Analisa
Menentukan
faktor-faktor apa yang dapat mempermudah dalam pencapaian tujuan (observasi),
bila sudah diketahui dan terkumpul, maka dilakukan analisa terhadapnya untuk
ditentukan mana yang akan digunakan.
3. Mengadakan
Kemungkinan-kemungkinan
Faktor
yang tersedia memberikan perencanaan membuat beberapa kemungkinan dalam
pencapaian tujuan. Dimana kemungkinan yang telah diperoleh dapat diurut atas
dasar tertentu, misalnya lamanya penyelesaian, besarnya biaya yang dibutuhkan,
efisiensi dan efektivitas dan lain sebagainya.
4. Membuat
Sintesa
Sintesa
yaitu alternatif yang akan dipilih dari kemungkinan-kemungkinan yang ada dengan
cara mengawinkan sintesa dari kemungkinan-kemungkinan tersebut.
Kemungkinan-kemungkinan tersebut tidak mungkin diambil salah satu saja, sebab
setiap kemungkinan yang ada mempunyai kelemahan-kelemahan.
Menurut
Siswandi, proses perencanaan terdiri dari 5 tahap, yaitu:
1. Penetapan
Tujuan Organisasi
Penetapan
tujuan organisasi merupakan bagian awal dari proses penyusunan perencanaan.
Tanpa perumusan tujuan organisasi yang tegas dan jelas maka organisasi akan
menghamburkan sumber daya secara berlebihan. Mengenal prioritas dan kekhasan
tujuan organisasi akan membuat manajemen dapat menggunakan sumber daya secara
efektif dan efisien. Perumusan tujuan organisasi merupakan prioritas pertama
dan kedua.
·
Keengganan Menetapkan Alternatif Tujuan
·
Takut Gagal
·
Kekurangan Pengetahuan Tentang
Organisasi
·
Kekurangan Pengetahuan Akan Lingkungan
·
Kurang Percaya Diri
2. Mendefinisikan
Situasi Sekarang (Berjalan)
Mengenal
situasi dan kondisi sekarang sangat penting artinya bagi manajer dan dari data
masa lalu sampai pada posisi sekarang merupakan petunjuk atau sinyal seberapa
jauh perencanaan yang telah dilakukan telah berjalan efektif dan efisien.
3. Mengenal
Dukungan dan Kendala
Dengan
mengenal dukungan dan kendala maka manajer dapat mengantisipasi sedini mungkin
tentang berbagai hal yang akan terjadi dari kemungkinan terburuk sampai pada
kemungkinan terbaik.
4. Mengembangkan
Premis Perencanaan
Yang
dimaksud premis disini adalah asumsi tentang lingkungan dimana organisasi itu
berada. Oleh karena itu, sebelum manajer menyusun rencana sebaiknya manajer
telah membuat peramalan yang terkait dengan rencana yang akan disusun.
5. Mengembangkan
Metode Pengawasan Operasi Rencana
Di
dalam metode pengawasan telah diperhitungkan berbagai permasalahan dan kendala
di lapangan serta berbagai cara menanggulanginya. Jika metode pengawasan tidak
dipersiapkan terlebih dahulu maka ketika terjadi permasalahan atau kendala di lapangan
maka metode pengawasannya cenderung kurang sistematis dan cenderung bersifat
acak.
C.
Manfaat
Planning Dalam Manajemen
1. Dengan
adanya rencana maka organisasi mempunyai standar dan arah yang jelas yang
hendak dicapai yang akan mengarahkan anggota organisasi kepada suatu tujuan
yang telah ditetapkan.
2. Rencana
menghilangkan ketidakpastian sebab dengan adanya rencana maka semua orang yang
ada di dalam organisasi akan sangat mengetahui dan menyadari tentang hak dan
kewajiban yang akan dilakukan.
3. Rencana
akan dapat menghilangkan kinerja yang produktif, efektif dan efisien sehingga
pengeluaran beban organisasi (organization
expenses) akan menjadi ekonomis.
4. Rencana
dapat dijadikan standar pengukuran yang dibakukan oleh pihak yang berwenang
atas organisasi. Dengan adanya rencana maka akan diketahui derajat penyimpangan
ataupun derajat keberhasilan.
5. Rencana
yang telah disusun dapat dijadikan pijakan dasar penyusunan rencana periode
berikutnya.
6. Rencana
umumnya menselaraskan kinerja organisasi dengan tuntutan lingkungan eksternal
dan internal organisasi.
7. Rencana
organisasi merupakan dasar bagi pelaksanaan pengendalian dan derajat
penyimpangan dan derajat organisasi maka jika terjadi penyimpangan akan semakin
mudah membetulkan atau mengoreksi tindakan yang salah.
8. Rencana
membatasi lingkup dan medan tuga yang akan dikerjakan.
9. Rencana
menyadarkan semua pihak yang ada di dalam organisasi untuk mengenal kekuatan,
kelemahan, kesempatan, dan ancaman yang ada di dalam organisasi.
10. Rencana
akan memperkecil beban kerja yang berlebihan sebab dengan adanya rencana maka
semua beban kerja telah disusun secara rasional dan sistematis.
11. Rencana
akan dapat memadukan semua bagian yanga ada di dalam organisasi sehingga
kinerja semua bagian yang ada di dalam organisasi dapat berjalan secara
harmonis.
12. Rencana
dapat melokasir berbagai persoalan yang mungkin terjadi ketika pelaksanaan
tugas berlangsung.
13. Rencana
dapat menciptakan koreksi diri bagi setiap bagian sehingga masing-masing bagian
organisasi akan menyadari seberapa jauh kontribusi yang diberikan kepada
organisasi.
D.
Jenis-jenis
Planning Dalam Organisasi
Menurut
Siswandi, pada umumnya perencanaan dapat dibedakan ke dalam:
1. Perencanaan
Menurut Waktu
Perencanaan
menurut waktu dibedakan kedalam perencanaan jangka pendek, perencanaan jangka
menengah dan perencanaan jangka panjang. Perencanaan jangka pendek adalah
perencanaan yang pelaksanaannya memerlukan waktu paling lama setahun.
Perencanaan jangka menengah adalah perencanaan yang waktu pelaksanaannya lebh
dari setahun akan tetapi kurang dari 5 tahun. Perencanaan jangka panjang adalah
perencanaan yang waktu pelaksanaannya adalah lebih dari setahun.
2. Perencanaan
Menurut Fungsi
Perencanaan
menurut fungsi adalah perencanaan dikelompokan menurut bagiam (unsur-unsur)
penting dan utama yang ada di dalam organisasi, meliputi fungsi produksi,
fungsi pemasaran, fungsi sumber daya manusia, fungsi keuangan, fungsi umum,
fungsi riset, dan fungsi pengembangan. Masing-masing fungsi ini membuat
perencanaan sesuatu dengan bidang tugasnya sendiri. Setiap fungi mempunyai
karakter yang khas yang berbeda dengan fungsi lainnya akan tetapi mempunyai
keterkaitan yang erat.
3. Perencanaan
Menurut Para Pertanggungjawaban
Di
dalam organisasi bisnis, pusat pertanggungjawaban meliputi bagian yang
bertanggung jawab terhadap penghasilan, biaya dan investasi, maka masing-masing
bagian seperti bagian yang bertanggung jawab terhadap penghasilan membuat
perencanaan, bagian yang bertanggung jawab terhadap biaya membuat perencanaan
dan bagian investasi juga membuat perencanaan.
4. Perencanaan
Menurut Penggunaan
Dari
segi penggunaan, perencanaan dibedakan kedalam perencanaan satu langkah dan
perencanaan berkelanjutan. Yang dimaksud dengan perencanaan satu langkah adalah
perencanaan di mana implementasinya hanya dikerjakan satu periode implementasi,
sedangkan perencanaan berkelanjutan adalah perencanaan yang pelaksanaannya akan
berkelanjutan (diulang) pada periode berikutnya.
5. Perencanaan
Dalam Kaitannya dengan Strategi
Dalam
kaitannya dengan strategi, perencanaan dibedakan kedalam perencanaan strategi
dan perencanaan taktis. Perencanaan strategis berkaitan dengan perencanaan yang
bermuatan luas dan menyeluruh serta bersifat jangka panjang sejalan dengan
tujuan dan misi organisasi, sedangkan perencanaan taktis adalah perencanaan
yang memusatkan kepada tindakan atau aktivitas sehari-hari. Perencanaan taktis
ini sering kali disebut dengan perencanaan operasional.
Melihat
tingkat hirarkis, ada tiga jenis perencanaan: perencanaan strategis, taktis dan
operasional.
1. Perencanaan Strategis
Perencanaan
strategis dianggap oleh organisasi secara keseluruhan dan dihasilkan oleh
tingkat hirarki yang lebih tinggi dari sebuah organisasi. Berkaitan dengan
tujuan jangka panjang dan strategi dan tindakan untuk mencapainya.Perencanaan
ini merupakan proses dimana eksekutif / top manajer meramal arah jangka panjang
dari suatu entitas dengan menetapkan target spesifik pada kinerja, dengan
mempertimbangkan kondisi internal dan eksternal untuk melakukan tindakan
perencanaan yang dipilih. Hal ini biasanya dilakukan dalam organisasi pada
tingkat manajerial, atau tingkat tertinggi perintah, yang dilakukan dengan cara
taktik dan prosedur yang digunakan untuk mencapai tujuan tertentu atau
diberikan perencanaan jangka panjang lebih dari 5 tahun. Perencanaan strategis
juga merupakan suatu hal untuk merencanakan strategi dalam segala hal, atau
dalam kehidupan sehari-hari setiap orang.
2. Perencanaan Taktis / Taktik
Pada
tingkat kedua dari perencanaan, taktis, kinerja berada dalam setiap area
fungsional bisnis, termasuk sumber daya tertentu. Perkembangannya terjadi oleh
tingkat organisasi menengah, bertujuan untuk efisiensi penggunaan sumber daya
yang tersedia untuk jangka menengah proyeksi. Dalam perusahaan besar dengan
mudah mengidentifikasi tingkat perencanaan, yang diberikan oleh setiap kepala
bagian. Bagian taktis merupakan proses yang berkelanjutan, yang bertujuan dalam
waktu dekat, merampingkan pengambilan keputusan dan menentukan tindakan. Bagian
Ini dilakukan secara sistemik karena merupakan totalitas yang dibentuk oleh
sistem dan subsistem, seperti yang terlihat dari sudut pandang sistemik. Apakah
iteratif, dan proyek mana yang harus fleksibel dan menerima penyesuaian dan
koreksi. Teknik ini memungkinkan pengukuran siklus dan evaluasi sebagai
dijalankan yang secara dinamis dan interaktif dilakukan dengan orang lain, dan
merupakan teknik yang mengkoordinasikan berbagai kegiatan untuk mencapai tujuan
yang diinginkan dari efisiensi.
3. Perencanaan Operasional
Ketidakpastian
yang disebabkan oleh tekanan dan pengaruh lingkungan harus berasimilasi pada
pertengahan atau taktik yang harus mengkonversi dan menafsirkan keputusan
strategis, tingkat tertinggi, ke dalam rencana konkrit di tengah dan membuat
rencana yang akan dilakukan dan, pada gilirannya, dibagi lagi menjadi rencana
operasional dan rincian yang akan dijalankan pada tingkat operasional. Karena
jadwal pada tingkat operasional sesuai dengan set bagian homogen dari
perencanaan taktis, yaitu, mengidentifikasi prosedur spesifik dan proses yang
diperlukan di tingkat bawah organisasi, menyajikan rencana aksi atau rencana
operasional. Hal ini dihasilkan oleh tingkat organisasi yang lebih rendah,
dengan fokus pada kegiatan rutin perusahaan, oleh karena itu, rencana
dikembangkan untuk waktu yang singkat. Perencanaan Operasional ini dilakukan
pada karyawan di tingkat terendah dari organisasi. Membuat perencanaan kecil
sebuah organisasi dan merinci bagaimana tujuan akan dicapai. Bahkan, semua
titik dasar perencanaan terjadi di tingkat operasional, yang sangat mempengaruhi
dan menentukan, bersama dengan, hasil taktik. Termasuk tugas-tugas operasional
dan skema operasi yang benar dan efisien dalam menjalani sistem pendekatan
reduksionis proses khas ditutup. Hal ini dilakukan berdasarkan proses diprogram
dan teknik komputasi. Ini mengubah ide menjadi kenyataan, atau mengeksekusi
tujuan dari suatu tindakan melalui berbagai rute, jangka pendek pekerjaan
umumnya kurang dari 1 tahun.
DAFTAR
PUSTAKA
Abdul
Mukhyi, M & Hadi Saputro, I. (1995). Pengantar Manajemen Umum (Untuk STIE).
Jakarta: Gunadarma.
Leavitt,
Harold J. (1992). Psikologi Manajemen. Jakarta: Erlangga.
Manulang,
M. (2012). Dasar-Dasar Manajemen. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Siswandi.
(2008). Aplikasi Manajemen Perusahaan: Analisis Kasus dan Pemecahannya.
Jakarta: Mitra Wacana Media.
Tisnawati
Sule, Erni. (2004). Pengantar Manajemen. Kencana: Bandung.
Usman,
Husnaini. (2008). Manajemen Teori, Praktik, & Riset Pendidikan. Jakarta:
Bumi Aksara.