PENGEMBANGAN
KREATIVITAS DAN KETERBAKATAN
TEORI-TEORI
KREATIVITAS
NAMA : Anisa
Nur Arifah (11514289)
Dinar Ibadi Fajri (13514149)
Teresa Mariane Sabatina (1A514716)
KELAS : 1PA15
DOSEN : Nita
Sri Handayani, S.Psi
Fakultas
Psikologi
Universitas
Gunadarma
2014/2015
A.
TEORI-TEORI MENGENAI KREATIVITAS
1.
Teori Pendorong Kreativitas
Teori-teori
yang melandasi dorongan kreativitas meliputi :
1.1 Motivasi Intrinsik untuk Kreativitas
Dorongan
untuk mewujudkan potensinya, mewujudkan diri, berkembang dan menjadi matang,
mengungkapkan dan mengaktifkan semua kapasitas seseorang. Merupakan motivasi
primer untuk kreativitas ketika individu membentuk hubungan baru dengan
lingkungannya dalam upaya menjadi dirinya sepenuhnya. Dorongan ada pada setiap
orang dan bersifat internal, tapi membutuhkan kondisi yang tepat untuk
diekspresikan.
1.2 Kondisi Eksternal yang
Mendorong Perilaku Kreatif
Kreativitas
memang tidak dapat dipaksakan, tetapi harus dimungkinkan untuk tumbuh, bibit
unggul memerlukan kondisi yang memupuk dan memungkinkan bibit itu mengembangkan
sendiri potensinya.
Bagaimana
cara menciptakan lingkungan eksternal yang dapat memupuk dorongan dalam diri
anak (internal) untuk mengembangkan kreativitasnya? Menurut pengalaman Rogers
dalam psikoterapi, penciptaan kondisi keamanan dan kebebasan psikologis
memungkinkan konstan timbulnya kreativitas yang konstruktif.
1.
Keamanan psikologis
Ini
dapat terbentuk dengan 3 proses yang saling berhubungan:
·
Menerima individu sebagai adanya dengan
segalah kelebihan dan keterbatasannya
·
Mengusahakan suasana yang di dalamnya
evluasi eksternal tidak ada (atau sekurang-kurangnya tidak bersifat atau
mempunyai efek mengancam)
·
Memberikan pengertian secara empatis
(dapat ikut menghayati). Yaitu ikut mengenal dan menghayati perasan anak,
pemikiran dan tindakannya, dan melihat dari sudut pandangnya.
Dalam
suasana ini “real self” dimungkinkan timbul, untuk diekspresikan dalam bentuk
hubungannya dengan lingkungannya.
2.
Kebebasan Psikologis
Permissiveness
ini memberikan pada anak kebebasan dalam berpikir atau merasa sesuai dengan apa
yang ada dalam dirinya. Mengekspresikan dalam tindakan konkret
perasaan-perasaanya tidak selalu dimungkinkan, karena hidup dalam masyarakat
selalu ada batas-batasnya, tetapi ekspresi secara simbolis hendaknya
dimungkinkan. Kadang anak kreatif tidak kooperatif, egosentris, terlalu
asertif, kurang sopan, acuh tak acuh terhadap aturan, keras kepalah emosianal,
menarik diri dan menolak dominasi atau otoritas guru. Berani dalam pendirian,
ingin tau, mandiri dalm berfikir dan mempertimbangkan, bersibuk diri terus
dengan pekerjaanya, inisiatif, ulet, tidak bersedia menerima pendapat otoritas
begitu saja. Menurut psikolog terhadap 10 peringkat ciri-ciri pribadi kreatif:
·
Imajinatif
·
Mempunyai prakarsa
·
Mempunyai minat luas
·
Mandiri dalam berfikir
·
Melit (ingin tahu)
·
Senang berpetualang
·
Penuh energI
·
Percaya diri
·
Bersedia mengambil resiko
·
Berani dalam pendirian dan keyakinan
2.
Teori-teori yang Melandasi Proses Kreatif
2.1 Teori Wallas
Salah
satu teori tradisional yang sampai sekarang banyak dikutip ialah teori Wallas yang
dikemukakan dalam buku “The Art of Thought” yang menyatakan bahwa proses
kreatif meliputi 4 tahap, yaitu:
1. Tahap
Persiapan, mempersiapkan diri untuk memecahkan masalah dengan mengumpulkan data
atau informasi, mempelajari pola berpikir dari orang lain, bertanya kepada
orang lain, mencari jawaban, dan lain-lain.
2. Tahap
Inkubasi, pada tahap ini pengumpulan informasi dihentikan, individu melepaskan
diri untuk sementara dalam masalah tersebut. Ia tidak memikirkan masalah
tersebut secara sadar, tetapi “mengeramkannya’ dalam alam pra sadar.
3. Tahap
Iluminasi, tahap ini merupakan tahap timbulnya “insight” atau “Aha Erlebnis”,
saat timbulnya inspirasi atau gagasan baru.
4. Tahap
Verifikasi, tahap ini merupakan tahap pengujian ide atau kreasi baru tersebut
terhadap realitas. Disini diperlukan pemikiran kritis dan konvergen. Proses
divergensi (pemikiran kreatif) harus diikuti proses konvergensi (pemikiran
kritis).
2.2 Teori tentang Belahan Otak Kiri
dan Kanan
Dihipotesiskan
bahwa belahan otak kanan terutama berkaitan dengan fungsi-fungsi kreatif, sehingga
terjadi “dichotomania”, membagi-bagi semua fungsi mental menjadi fungsi belahan
otak kanan atau kiri.
Walaupun
orang menggunakan kedua belahan otaknya, salah satu sisi pada umumnya cenderung
mendominasi tiap individu. Tentu saja idealnya adalah mengola dan mengembangkan
kemampuan sedemikian rupa agar mempunyai perlintasan yang baik antara kedua
belahan otaknya tersebut sehingga orang dapat merasakan terlebih dahulu apa
yang diperlukan oleh situasi dan kemudian menggunakan alat yang tepat untuk
menanganinnya. Akan tetapi orang cenderung untuk tetap tinggal dalam ”comfort zone”
dari belahan dominan mereka dan memproses tiap situasi menurut preferensi otak
kanan atau kirinya.
Perkembangan
kreativitas sangat erat kaitannya dengan perkembangan kognitif individu karena
kreativitas sesungguhnya merupakan perwujudan dari pekerjaan otak. Para pakar
kreativitas, misalnya Clark (1988) dan Gowan (1989) melalui Teori Belahan Otak
(Hemisphere Theory) mengatakan bahwa sesungguhnya otak manusia itu menurut
fungsinya terbagi menjadi dua belahan, yaitu belahan otak kiri (left hemisphere)
dan belahan otak kanan (right hemisphere). Otak belahan kiri mengarah kepada
cara berfikir konvergen (convergen thinking), sedangkan otak belahan kanan
mengarah kepada cara berfikir menyebar (difergent thinking).
Dikotomi Fungsi Mental:
Belahan Otak Kiri
|
Belahan Otak Kanan
|
Intelek
|
Intuisi
|
Konvergen
|
Divergen
|
Intelektual
|
Emosional
|
Rasional
|
Metaforik, intuitif
|
Verbal
|
Non Verbal
|
Horizontal
|
Vertikal
|
Konkret
|
Abstrak
|
Realistis
|
Impulsif
|
Diarahkan
|
Bebas
|
Diferensial
|
Eksistensial
|
Sekuensial
|
Multipel
|
Historikal
|
Tanpa Batas Waktu
|
Analitis
|
Sintesis, Holitik
|
Eksplisit
|
Implisit
|
Objektif
|
Subjektif
|
Suksesif
|
Simultan
|
3.
Teori-teori yang Melandasi Produk Kreatif
Cropley
(1994) menunjukkan hubungan antara tahap-tahap proses kreatif (Wallas) dan
produk yang dicapai. Ia menekankan bahwa perilaku kreatif memerlukan kombinasi
antara ciri-ciri psikologis yang berinteraksi sebagai berikut: Sebagai hasil
berpikir konvergen atau intelegensi, manusia memiliki seperangkat unsur-unsur
mental. Pemikir divergen mampu
menggabungkan unsur-unsur dengan cara-cara yang tidak lazim dan tidak diduga.
3.1 Penilaian Produk Penemuan
dalam Hukum Paten
Hukum
paten AS mempertimbangkan unsure-unsur berikut dalam memberikan hak paten
kepada investor, yaitu:
1.
Kegiatan intelektual yang bermutu
mendahului penemuan
2.
Gagasannya jelas dalam mengatasi masalah
3.
Jumlah eksperimental yang di lakukan
sebelum mencapai produk baru dianggap penting
4.
Sejauh mana telah mengalami kegagalan
5.
Produk harus berguna dan merupakan
kemajuan
6.
Produk terutama dinilai kreatif jika ada
orang-orang dalam bidang kegiatan tersebut sebelumnya menunjukkan keragu-raguan
tentang kemungkinan penemuan yang baru
7.
Produk harus memenuhi kebutuhan yang
belum terpenuhi.
Patokan
dari hak paten cukup membantu, tetapi tidak cukup spesifik untuk penilaian
secara ilmiah dibutuhkan perangkat kriteria yang disetujui untuk menilai produk
kreatif dan kemampuan kreatif.
3.2
Model Besemer dan Treffinger
Besemer dan Treffinger,
mengembangkan teori yang saling mengaitkan dan menyimpulkan gagasan tersebut.
istilah produk dalam hal ini tidak terbatas dalam produk komersial, tetapi
meliputi eragaman benda atau gagasan. Besemer dan Treffinger menyaranan bahwa
produk kreatif dapat digolongkan menjadi tiga kategori, yaitu kebaruan (novelty),
pemecahan (resolution), serta kerincian (elaboration) dan sintesis.
Masing-masing dan ketiga kategori ini meliputi sejumlah atribut. Modal ini
disebut “Creative Product Analysis Matrix” (CPAM).
1. Kebaruan
(novelty)
Kebaruan menurut Besemer dan
Treffinger adalah sejauh mana produk itu baru, dalam hal jumlah dan luas proses
yang baru, teknik baru, bahan baru, konsep baru, produk kreatif dimasa depan.
Produk itu orisinal dalam arti sangat langka diantara produk yang dibuat orang
dengan pengalaman dan pelatihan yang sama, juga menimbulkan kejutan (suprising)
dan juga germinal (dapat menimbulkan gagasan produk orisinal lainnya
2. Pemecahan
(resolution)
Menyangkut derajat sejauh
mana produk itu memenuhi kebutuhan untuk mengatasi masalah. Ada 3 kriteria
dalam dimensi ini :
·
Produk harus bermakna (valuable)
·
Produk harus logis
·
Produk harus berguna (dapat diterapkan secara
praktis)
3. Keterperincian
(elaboration) dan sintesis
Dimensi ini merujuk pada
derajat sejauh mana produk itu menggabungkan unsur-unsur yang tidak sama atau serupa
menjadi keseluruhan yang canggih dan koheren.
Ada 5 kriteria untuk dimensi
ini :
·
Produk itu harus organis (mempunyai arti inti
dalam penyusunan produk)
·
Elegan, yaitu canggih (mempunyai nilai lebih
dari yang tampak)
·
Kompleks, yaitu berbagai unsur digabung pada
satu tingkat atau lebih
·
Dapat dipahami (tampil secara jelas)
·
Menunjukan ketrampilan atau keahlian
Produk itu tidak perlu
menonjol dalam semua kriteria. Sebagai contoh tabel dibawah ini yaitu Penilaian
Dacey (1989) terhadap tingkat kreativitas penemuan Graham Bell tentang penemuan
pesawat telepon.
3.3 Model Penilaian Kreatif dalam Mengarang
Skema penilaian tersebut
meliputi 4 kritera dari berpikir kreatif, yaitu :
·
Kelancaran, didasarkan atas jumlah kata yang
digunaan dalam karangan tersebut.
·
Kelenturan (flesibilitas), meliputi kelenturan
dalam struktur kalimat dan kelenturan dalam konten atau gagasan.
·
Keaslian (orisinalitas) sejauh mana konten atau
gaya pemikiran karangan menunjukkan orisinilitas.
·
Kerincian, ialah kemampuan untuk membumbui atau
menghiasi cerita sehingga tampak lebih kaya.
B. KETERBAKATAN
DAN KREATIVITAS
1. Pengertian Keterbakatan
Bakat adalah
kemampuan yang merupakan sesuatu yang melekat (inherent) dalam diri seseorang,
merupakan bawaan sejak lahir dan terkait dengan struktur otak. Berikut ini definisi keterbakatan menurut
para ahli:
1. Columbus
Group
Bakat adalah 'asynchronous
development', yakni kemampuan kognitif di atas rata-rata, mempunyai intensitas
kuat yang dipadu dengan pengalaman dan kesadaran diri yang secara kualitatif
berbeda dengan orang normal.
2. Renzulli
(2002)
Keberbakatan merupakan interaksi
antara kemampuan umum atau spesifik, tingkat tanggung jawab terhadap tugas yang
tinggi dan tingkat kreativitas yang tinggi.
3. Tedjasaputra,
MS (2003)
Bakat adalah kondisi seseorang
yang dengan suatu pendidikan dan latihan memungkinkan mencapai kecakapan,
pengetahuaan dan keterampilan khusus.
4. Widodo
Judarwanto (2007)
Keberbakatan adalah kemampuan
intelektual atau kecerdasan diantaranya meliputi kemampuan intelektual musik,
matematika, fisika, kimia, elektronika, informasi tehnologi, bahasa, olahraga
dan berbagai tingkat kecerdasan di berbagai bidang lainnya yang kemampuannya
jauh di atas rata-rata anak seusianya.
5. Galton
(2002)
Kebeberbakatan merupakan
kemampuan alami yang luar biasa, diperoleh dari kombinasi sifat-sifat yang
meliputi kapasitas intelektual, kemauan yang kuat, dan unjuk kerja.
6. Clark
(1986)
Keberbakatan adalah ciri-ciri
universal yang khusus dan luar biasa, yang dibawa sejak lahir dan merupakan
hasil interaksi dari pengaruh lingkungan. Keberbakatan ikut ditentukan oleh
kebutuhan dan kecenderungan kebudayaan dimana seseorang yang berbakat itu
hidup.
Dilihat dari
sudut pandang berdimensi ganda, keberbakatan adalah kemampuan unjuk kerja yang
tinggi di dalam aspek intelektual, kreativitas, seni, kepemimpinan, atau bidang
akademik tertentu. Dalam konsep luas dan terpadu, keberbakatan merupakan
kecakapan intelektual superior, yang secara potensial dan fungsional mampu
mencapai keunggulan akademiak di dalam kelompok populasinya dan atau berbakat
tinggi dalam bidang tertentu, seperti matematika, IPA, seni, musik,
kepemimpinan sosial dan perilaku kreatif tertentu dalam interaksidengan
lingkungan dimana kecakapan dan unjuk kerjanya itu ditampilkan secara
konsisten.
Anak
berbakat didefinisikan oleh USOE (United States Office of Education) sebagai
anak-anak yang dapat membuktikan kemampuan berprestasinya yang tinggi dalam
bidang-bidang seperti intelektual, kreatif, artistik, kapasitas kepemimpinan
atau akademik spesifik, dan mereka yang membutuhkan pelayanan atau aktivitas
yang tidak sama dengan yang disediakan di sekolah sehubungan dengan penemuan
kemampuan-kemampuannya. Karakteristik anak berbakat adalah :
·
Memiliki tingkat inisiatif, imajinasi dan
kreatifitas yang juga demikian tinggi.
·
Namun sebaliknya dibalik kelebihan itu
seringkali disertai penyimpangan beberapa perilaku seperti gangguan
sosialisasi, emosi tinggi dan labil, agresifitas tinggi, gangguan konsentrasi,
impulsifitas tinggi, gangguan tidur, hiperaktif dan beberapa gangguan perilaku
lainnya.
·
Rasa tidak puas yng beralasan, yang bagi
anak-anak lain puas/menerima begitu saja akan hal-hal ilmiah.
·
Kemauan untuk bekerja sendirian dalam jangka
waktu yang lama.
·
Kemampuan melihat adanya hubungan di antara
bermacam-macam unsur dalam satu situasi tertentu.
·
Kemampuan yang tinggi di bidang matematika,
membaca, mengungkapkan ide-ide scienci, menggenerelisasikan hal-ihwal, berpikir
kuantitatif.
Renzulli
menarik kesimpulan bahwa yang menentukan keberbakatan seseorang pada hakikatnya
adalah tiga kelompok ciri-ciri sebagai berikut:
·
Kemampuan di atas rata-rata
·
Kreativitas tinggi
·
Pengikatan diri atau tanggung jawab terhadap
tugas (task commitment)
2.
Pengertian Kreativitas
Ada banyak
sekali pengakuan ilmiah mengenai kreativitas tetapi belum ada penelitian yang
benar benar valid mengenainya, dikarenakan faktor bawaan kreativitas dari
setiap individu dan tidak setiap individu pula dapat mengontrolnya dengan baik.
Beberapa pengertian kreativitas menurut para ahli, antara lain:
1. Utami
Munandar (1995:25)
Kreativitas adalah suatu
kemampuan umum untuk menciptakan suatu yang baru, sebagai kemampuan untuk
memberikan gagasan-gagasan baru yang dapat diterapkan dalam pemecahan masalah,
atau sebagai kemampuan untuk melihat hubungan-hubungan baru antara unsur-unsur
yang sudah ada sebelumnya.
2. Imam
Musbikin (2006:6)
Kreativitas adalah kemampuan
memulai ide, melihat hubungan yang baru, atau tak diduga sebelumnya, kemampuan
memformulasikan konsep yang tak sekedar menghafal, menciptakan jawaban baru
untuk soal-soal yang ada, dan mendapatkan pertanyaan baru yang perlu di jawab.
3. Mangunhardjana
(1986:11)
Kreativitas adalah kegiatan
yang mendatangkan hasil yang sifatnya berguna (useful), lebih enak, lebih praktis,
mempermudah, memperlancar, mendorong, mengembangkan, mendidik, memecahkan
masalah, mengurangi hambatan, mengatasi kesulitan, mendatangkan hasil lebih
baik atau banyak.
4. Sternberg
(1988)
Kreativitas merupakan titik
pertemuan yang khas antara tiga atribut psikologis, yaitu intelegensi, gaya
kognitif, dan kepribadian atau motivasi.
5. Baron
(1969)
Kreativitas adalah kemampuan
untuk menghasilkan atau menciptakan sesuatu yang baru.
6. Supriyadi
dalam Yeni Rachmawati dan Euis Kurniati (2005:15)
Kreativitas adalah kemampuan
seseorang untuk melahirkan sesuatu yang baru, baik berupa gagasan maupun karya
nyata yang relatif berbeda dengan apa yang telah ada. Selanjutnya ia
menambahkan bahwa kreativitas merupakan kemampuan berpikir tingkat tinggi yang
mengimplikasikan terjadinya eskalasi dalam kemampuan berpikir, ditandai oleh
suksesi, diskontinuitas, diverensiasi, dan integrasi antara setiap tahap
perkembangan.
7. Clark
Moustakis (1967)
Kreativitas adalah pengalaman
mengekspresikan dan mengaktualisasikan identitas individu dalam bentuk terpadu
dalam hubungan dengan diri sendiri, dengan alam, dan dengan orang lain.
8. Rhodes
Umumnya kreativitas
didefinisikan sebagai Person, Process, Press, Product. Keempat P ini saling
berkaitan, yaitu Pribadi (Person) kreatif yang melibatkan diri dalam proses (Process)
kreatif, dan dengan dorongan dan dukungan (Press) dari lingkungan, menghasilkan
produk (Product) kreatif.
9. Hulbeck
(1945)
“Creative action is an
imposing of one’s own whole personality on the environment in an unique and
characteristic way”. Dimana tindakan kreatif muncul dari keunikan keseluruhan
kepribadian dalam interaksi dengan lingkungannya.
10. Haefele
(1962)
Kreativitas adalah kemampuan
untuk membuat kombinasi-kombinasi baru yang mempunyai makna social.
11. Torrance
(1988)
Kreativitas adalah proses merasakan
dan mengamati adanya masalah, membuat dugaan tentang kekurangan (masalah) ini,
menilai dan menguji dugaan atau hipotesis, kemudian mengubah dan mengujinya
lagi, dan akhirnya menyampaikan hasil-hasilnya.
12. Freedam
(1982)
Kreativitas sebagai kemampuan
untuk memahami dunia, menginterprestasi pengalaman dan memecahkan masalah
dengan cara yang baru dan asli.
13. Woolfook
(1984)
Memberikan batasan bahwa
kreativitas adalah kemampuan individu untuk menghasilkan sesuatu (hasil) yang
baru atau asli atau pemecahan suatu masalah.
14.
Guilford (1976)
Mengemukakan
kreatifitas adalah cara-cara berpikir yang divergen, berpikir yang produktif,
berdaya cipta berpikir heuristik dan berpikir lateral.
Dari
berbagai pengertian yang dikemukakan oleh para ahli untuk menjelaskan makna
dari kreativitas penulis mengambil kesimpulan bahwa kreativitas adalah
kemampuan menciptakan sesuatu yang baru, proses konstuksi ide yang dapat
diterapkan dalam menyelesaikan masalah, serta suatu kegiatan yang bermanfaat.
3.
Hubungan Pengertian Keterbakatan dan Kreativitas
Konsepsi “Three-Ring Conception” dari
Renzulli dan kawan – kawan ( 1981), yang menyatakan bahwa tiga ciri pokok yang
merupakan kriteria (persyaratan) keberbakatan ialah keterkaitan antara :
1.
Kemampuan umum di atas rata – rata
2.
Kreativitas di atas rata – rata
3.
Pengikatan diri terhadap tugas (task
commitment cukup tinggi)
Kemampuan
diatas rata – rata
Salah satu kesalahan dalam identifikasi
anak berbakat ialah anggapan bahwa hanya kecerdasan dan kecakapan sebagaimana
diukur dengan tes prestasi belajar yang menentukan keberbakatan dan
produktivitas kreatif seseorang. Bahkan Terman (1959) yang dalam penelitiannya
terhadap anak berbakat hanya menggunakan kriteria inteligen, dalam tulisan –
tulisannya kemudian mengakui bahwa inteligensi tinggi tidak sinonim dengan
keberbakatan. Wallach (1976) pun menunjukkan bahwa mencapai skor tertinggi pada
tes akademis belum tentu mencerminkan potensi untuk kinerja kreatif produktif.
Dalam istilah “kemampuan umum” tercakup
barbagai bidang kemampuan yang biasanya diukur oleh tes inteligensi, prestasi,
bakat, kemampuan, mental primer, dan berpikir kreatif. Sebagai contoh adalah
penalaran, verbal numerical, kemampuan spasial, kelancaran dalam memberikan
ide, dan orisinalitas. Kemampuan umum ini merupakan salah atu kelompok
keberbakatan di samping kreativitas dan “task – commitment”.
Kreativitas
diatas rata -rata
Kelompok (cluster) kedua yang dimiliki
anak atau orang berbakat ialah kreativitas sebagai kemampuan umum untuk
menciptakan sesuatu yang baru, sebagai kemampuan memberikan gagasan – gagasan
baru yang dapat diterapkan dalam pemecahan masalah, atau sebagai kemampuan
untuk melihat hubungan – hubungan baru
antara unsur – unsur yang sudah ada sebelumnya.
Pengikatan
diri terhadap tugas
Kelompok karakteristik yang ketiga yang
ditemukan pada individu yang kreatif produktif ialah pengikatan diri terhadap
tugas sebagai bentuk motivasi yang internal yang mendorong seseorang untuk
tekun dan ulet mengerjakan tugasnya, meskipun mengalami macam – macam rintangan
atau hambatan, menyelesaikan tugas yang menjadi tanggung jawabnya, karena ia
telah mengikatkan diri terhadap tugas tersebut atas kehendaknya sendiri.
Galton meskipun menganut pandangan dasar
genetis untuk keberbakatan dan “genius”, namun dia percaya bahwa motivasi
intrinsic dan kapasitas untuk bekerja keras merupakan kondisi yang perlu untuk
mencapai prestasi unggul.
Manfaat dari definisi Renzulli ialah
melihat keterkaitan antara tiga kelompok ciri sebagai persyaratan keberbakatan:
kemampuan umum, kreativitas, dan motivasi (pengikatan diri terhadap tugas).
Jadi, menurut definisi Renzulli,
seseorang yang memiliki kreativitas pasti berbakat, tetapi seseorang yang
berbakat belum tentu memiliki kreativitas.
DAFTAR
PUSTAKA