MANUSIA
DAN KEGELISAHAN
10.1.
PENGERTIAN KEGELISAHAN
A.
Pengertian Kegelisahan
Kegelisahan berasal dari kata “gelisah”. Gelisah artinya
rasa yang tidak tentram di hati atau merasa selalu khawatir, tidak dapat tenang
(tidurnya), tidak sabar lagi (menanti), cemas dan sebagainya. Kegelisahan
menggambarkan seseorang tidak tentram hati maupun perbuatannya, artinya merasa
gelisah, khawatir, cemas atau takut dan jijik. Rasa gelisah ini sesuai dengan
suatu pendapat yang menyatakan bahwa manusia yang gelisah itu dihantui rasa
khawatir atau takut. Manusia suatu saat dalam hidupnya akan mengalami
kegelisahan. Kegelisahan yang cukup lama akan menghilangkan kemampuan untuk
merasa bahagia.
Manusia
selama ini seringkali tenggelam dalam kegelisahan. Berbagai penyebab
kegelisahan telah menyita waktu dan perhatian manusia, dan sayangnya banyak
yang tidak menyadari betapa mengganggunya kegelisahan itu. Kegelisahan yang
timbul dalam diri kita sebenarnya dibuat oleh kita sendiri, kita ciptakan
mereka di dalam pikiran kita melalui ketidakmampuan ataupun kegagalan untuk
mengerti bahaya perasaan keakuan dan melalui khayalan yang melambung serta
kesalahan dalam menilai setiap kejadian atau benda. Hanya jika kita dapat
melihat suatu kejadian atau benda dengan apa adanya, bahwa tidak ada sesuatu
apa pun yang kekal di dunia ini dan bahwa keakuan kita sendiri merupakan
khayalan liar yang membawa kekacauan dalam pikiran yang tidak terlatih.
Kegelisahan adalah suatu rasa tidak tenteram, tidak tenang, tidak sabar, rasa
khawatir/cemas pada manusia. Kegelisahan merupakan gejala universal yang ada
pada manusia manapun. Namun kegelisahan hanya dapat diketahui dari gejala
tingakah laku atau gerak – gerik seseorang dalam situasi tertentu. Jadi,
kegelisahan merupakan sesuatu yang unik sebagai manifestasi dari perasaan tidak
tenteram, khawatir, ataupun cemas.
Kegelisahan
hanya dapat diketahui dari gejala tingkah laku atau gerak-gerik seseorang dalam
situasi tertentu. Gejala gerak-gerik atau tingkah laku itu umumnya lain dari
biasanya, misalnya berjalan mondar-mandir dalam ruang tertentu sambil
menundukkan kepala, duduk merenung sambil memegang kepala, duduk dengan wajah
murung,malas bicara, dan lain-lain.kegelisahan juga merupakan ekspresi dari
kecemasan. Masalah kecemasan atau kagalisahan berkaitan juga dengan masalah
frustasi, yang secara definisi dapat disebutkan, bahwa seseorang mengalami
frustasi karena apa yang diinginkan tidak tercapai.
Hal
ini terjadi karena adanya keterbatasan manusia untuk dapat mengetahui hal-hal
yang akan datang atau yang belum terjadi. Hal ini terjadi misalnya karena
adanya suatu harapan, atau adanya ancaman. Manusia gelisah karena takut
terhadap dosa-dosa dan pelanggaran (yang telah dilakukan), takut terhadap hasil
kerja (tidak memenuhi kepuasan spiritual), takut akan kehilangan milik (harta
dan jabatan), atau takut menghadapi keadaan masa depan (yang tidak disukai).
Sedangkan sumber kegelisahan berasal dari dalam diri manusia (internal)
misalnya rasa lapar, haus, rasa sepi, dan dari luar diri manusia (eksternal) misalnya
kegelisahan karena diancam seseorang.
B.
3 Macam Kecemasan Yang Menimpa Manusia
Sigmund Freud ahli
psikoanalisa berpendapat,bahwa ada tiga macam kecemasan yang menimpa manusia
yaitu kecemasan kenyataan (obyektit), kecemasan neorotik dan kecemasan moril.
(a).
Kecemasan Obyektif
Kecemasan tentang kenyataan adalah
suatu pengalaman perasaan
sebagai akibat pengamatan atau suatu bahaya dalam dunia luar. Bahaya
adalah sikap keadaan dalam lingkungan seseorang
yang mengancam untuk
meneelakakannya. Pengalaman bahaya dan timbulnya kecemasan mungkin dari
sifat pembawaan, dalam arti kata, bahwa seseorang mewarisi kecenderungan
untuk menjadi takut kalau ia
berada dekat dengan benda-benda
tertentu atau keadaan tertentu
dari lingkungannya.
Kenyataan
yang pernah dialami seseorang misalnya pernah terkejut waktu diketahui
dipakaiannya ada kecoa. Keterkejutannya
itu demikian hebatnya, sehingga kecoa merupakan binatang
yang mencemaskan. Seseorang wanita yang pernah diperkosa
oleh sejumlah pria yang tidak
bertanggung jawab, sering ngeri melihat pria bila ia sendirian, lebih-lebih bila jumlahnya sama dengan yang pernah memperkosanya. Kecnemasan
akibat dan kenyataan yang pemah
dialami sangat terasa
bilamana pengalaman itu mengancam eksistensi hidupnya.
Karena seseorang tidak mampu
mengatasinya waktu itu, terjadilah kemudian apa yang disebut stress. Kecemasan yang dialami oleh seorang bayi atau anak keeil dan sangat berkesan akan nampak
kembali pada waktu ia sudah dewasa, misalnya ia mendapat perlakuan yang kejam
dari ayahnya. Mungkin ia selalu ccmas bila berhadapan dengan orang yang seusia ayahnya, tetapi ada pula yang
memberikan reaksi membalik karena ia mendendam,
maka ia berusaha selalu untuk
ganti berbuat kejam sebagai pelampiasannya.
(b).
Kecemasan Neorotis (syaraf)
Kecemasan ini timbul karena pengamatan tentang bahaya dari naluriah. Menurut
Sigmund Freud, kecemasan
ini dibagi tiga macam, yakni :
(1) Kecemasan
yang timbul karena
penyesuaian diri dcngan lingkungan. Kecemasan timbul karena
orang itu takut
akan bayangannya scndiri,
atau takut akan
id-nya sendiri, sehingga menekan
dan menguasai ego.
Kecemasan semacam ini menjadi sifat dari seseorang
yang gelisah, yang selalu
mengira bahwa seseuatu
yang hebat akan terjadi. Contoh: Didi anak laki-laki berumur
10 tahun. Ia duduk di kelas
V SO. Pada suatu hari ia diberitahu ayahnya,
bahwa bulan depan ayahnya
dipindahkan ke kota lain. Mereka
sekeluarga harus pindah.
Sudah tentu Didi harus ikut. Jadi
ia harus pindah sekolah di kota tempat ayahnya bertugas.
Ibu Didi nampak gelisah, karena
tinggal di tempat yang lama ia sudah
betah, berkat adanya seorang ibu yang aktif mengumpulkan dan memajukan ibu-ibu.
Lebih-Iebih Didi, karena baik di kampung maupun
di sekolah Didi banyak kawannya.
Karena itu ia takut kalau di tempat yang bam kelak ia tidak akan merasa betah.
Bila tidak ikut pindah, akan ikut siapa,
ikut pindah bagaimana di
tempat yang bam
nanti. Ia takut pada bayangannya
sendiri.
(2) Bentuk
ketakutan yang tegang dan
irrasional (phobia). Bentuk
khusus dari phobia adalah, bahwa
intensitet ketakutan melebihi
proporsi yang sebenamya
dan obyek yang ditakutkannya. Misalnya
seorang gadis takut memegang benda
yang terbuat dari karet.
Ia tidak mengetahui sebab ketakutan tersebut,
setelah dianalisis; ketika masih
kecil dulu ia sering diberi balon karet oleh ayahnya. satu untuk dia dan satu untuk adiknya.
Dalam suatu pertengkaran ia memecahkan
balon adiknya, sehingga ia
mendapat hukuman yang
keras dari ayahnya.
Hukuman yang didapatnya
dan perasaan bersalah menjadi
terhubung dengan balon
karet.
(3) Rasa
takut lain ialah
rasa gugup, gagap
dan sebagainya. Reaksi
ini munculnnya secara
tiba-tiba tanpa ada provokasi yang tegas. Reaksi gugup ini adalah perbuatan
meredakan diri yang
bertujuan untuk membebaskan
seseorang dari kecemasan neorotis yang sangat menyakitkan dengan jalan melakukan sesuatu yang dikehendaki oleh id meskipun
ego dan superego melarangnya. Contoh: Seseorang yang tidak
biasa menyanyi atau bicara didepan umum, sekonyong-konyong diminta untuk
menyanyi atau berpidato. maka ia
gelisah, gemetar, dan hilang keseimbangan, sehingga sulit berbicara atau menyanyi.
(c). Kecemasan
Moril
Kecemasan
moril disebabkan karena pribadi seseorang.Tiap
pribadi memiliki bermacam-macam
emosi antara lain: iri, dendam,
dengki, marah, gelisah,
cinta, rasa kurang. Rasa iri,
benci, dengki, dendam itu merupakan sebagian dari pernyataan individu secara keseluruhan berdasarkan
konsep yang kurang sehat Oleh
karena itu sering alasan untuk iri, benci,
dengki itu kurang dapat
dipahami orang lain.
Sifat-sifat
seperti itu adalah sifat yang tidak terpuji, bahkan mengakibatkan manusia akan
merasa khawatir, takut,
cemas, gelisah dan
putus asa. Misalnya
seseorang yang merasa dirinya
kurang cantik, maka dalam pergaulannya ia terbatas kalau tidak tersisihkan,
sementara itu ia pun tidak berprestasi
dalam berbagai kegiatan, sehingga kawan-kawannya lebih dinilai sebagai lawan.
Ketidakmampuannya menyamai kawan-kawannya demikian menimbulkan kecemasan
moril.
10.2.
SEBAB-SEBAB ORANG GELISAH
A.
Sebab-sebab Orang Gelisah
- Gelisah terhadap dosa-dosa dan pelanggaran ( yang telah dilakukan )
- Gelisah terhadap hasil kerja ( tidak memenuhi kepuasan spiritual)
- Takut akan kehilangan milik ( harta dan jabatan )
- Takut menghadapi keadaan masa depan ( yang tidak disukai )
B.
Contoh-contoh Orang Gelisah
1. Pada saat mendengar bencana di
Jepang. Keluarga yang mendengar bencana tersebut pasti gelisah terlebih bila
dia belum mendapat kabar dari keluarga yang berada disana.
2. Dokter yang menghadapi istri dan anaknya yang sedang sakit, justru tidak
dapat merasa tenang, karena ada ancaman terhadap haknya. Dokter tidak dapat
berbuat apa-apa bila menghadapi keluarganya yang sakit, karena merasa khawatir.
3. Pada saat seseorang gagal dalam mencapai sesuatu yang telah ia
impi-impikan. Pada kejadian ini orang tersebut telah berusaha dan berjuang
untuk mendapatkan sesuatu itu, namun pada saat ia mendengar bahwa ia gagal ia
akan merasa gelisah sekali karena apa yang telah ia coba dan ia usahakan tidak
berhasil ia dapatkan.
4. Gelisah
terhadap apa yang dia lakukan baik buruk maupun tidak.
5. Gelisah
terhadap keputusan yang tidak memuaskan.
6. Gelisah karena takut miliknya hilang.
10.3. USAHA-USAHA MENGATASI
KEGELISAHAN
A. Usaha-usaha Mengatasi Kegelisahan
1. Dengan memerlukan
sedikit pemikiran yaitu, pertama kita menanyakan pada diri kita sendiri
(instropeksi),akibat yang paling buruk yang bagaimanakah yang akan kita
tanggung atau yang akan terjadi,mengapa hal itu terjadi,apa penyebabnya dan
sebagainya.
2. Kita
bersedia menerima sesuatu yang terjadi pada diri kita dengan rasa tabah dan
senang hati niscaya kecemasan tersebut akan sirna dari jiwa kita. Bersamaan
berjalannya waktu kita dapat mencoba untuk memperkecil dan mengurangi
keburukan-keburukan akibat timbulnya kecemasan tersebut dalam jiwa kita.
3. Berdoa
kepada Tuhan dengan sungguh-sungguh sabar,tabah,senang dan ikhlas sehingga Ia
mau mengabulkan permohonan kita dari perasaan kecemasan ini,sebab Tuhan adalah
yang paling Maha Pemurah,Maha Pengampun,Maha Pengasih dan Maha Penyayang bagi
umatnya yang mau berdoa dan memohon kepada-Nya
B. Contoh-contoh Mengatasi
Kegelisahan
1. Misalkan
ada salah satu saudara kita yang tertimpa musibah , ia membutuhkan pertolongan
sesegera mungkin. tetapi apa daya kita tidak bisa melakukannya sesegera mungkin
karena mungkin terbatas oleh jarak antara anda dan saudara anda yang jauh. Rasa
kegelisahan akan ada dalam diri kita , untuk itu usaha – usaha yang dapat anda
lakukan yaitu dengan cara menenangkan diri dan lebih mendekatkan diri kepada
Yang Maha Kuasa karena bagaimanapun semua keputusan dan nasib berada pada
Tuhan.
2.
Dokter yang menghadapi istri dan anaknya yang sedang
sakit, justru tidak dapat merasa
tenang, karena ada ancaman terhadap haknya. Dokter tidak dapat berbuat apa-apa bila
menghadapi keluarganya yang
sakit, karena ia
merasa khawatir. Dalam
hal ini dokter itu harus
bersikap seperti menghadapi
pasien yang bukan
keluarganya.
10.4. KETERASINGAN
A. Pengertian Keterasingan
Keterasingan berasal
dari kata terasing. dan kata itu adalah dari kata dasar asing. Kata asing berarti
sendiri, tidak dikenal
orang. sehingga kata
terasing berarti, tersisihkan
dari pergaulan, terpisahkan dari
yang lain. atau terpencil. Jadi kata
keterasingan berarti hal-hal yang
berkenaan dengan tersisihkan
dari pergaulan,terpencil atau
terpisah dari yang
lain.
Terasing
atau keterasingan adalah
bagian hidup manusia.
Sebentar atau lama
orang pemah mengalami hidup
dalarn keterasingan, sudah
tentu dengan sebab
dan kadar yang berbeda
satu sarna lain. Yang
menyebabkan orang berada dalam
keterasingan itu ialah perilakunya yang tidak dapat diterima
atau tidak dapat dibenarkan oleh
masyarakat, atau kekurangan yang ada pada diri seseorang,
sehingga ia tidak dapat atau sulit menyesuaikan diri dalam
masyarakat.
Perilaku yang
tidak dapat diterima atau tidak dapat dibenarkan itu selalu menimbulkan keonaran dalam
masyarakat, sifatnya bertentangan
dengan atau menyentuh
nilai-nilai kemanusiaan. Hal
itu akan merugikan
harta, nama baik,
martabat, harga diri orang
lain. Karena itu orang yang berbuat
itu dibenci oleh masyarakat dan
berada dalam keterasingan. Perbuatan itu
misalnya mencuri, memperkosa,
mengganggu istri orang, menghina orang,
sombong.
Keterasingan
dalam hal ini sifatnya dapat dipaksakan oleh anggota masyarakat, ataupun oleh institusi yang diciptakan oleh masyarakat kepada si pelaku. Maksudnya supaya si pelaku ini tidak
merugikan orang lain lagi
atau membuat gelisah orang
lain. dan si pelaku
dapat menjadi sadar, sehingga
dapat memperbaiki perilakunya yang bertentangan dengan
nilai-nilai kemasyarakatan itu.
Kesadaran itu mungkin dapat
terjadi apabila orang
itu terasing yang membuat
ia gelisah.
Keterasingan
yang dipaksakan oleh
manusia lain dalam masyarakat
misalnya, tidak simpati, tidak
mau berurusan, tidak mau mendekati,
tidak mempedulikan, memboikot, bahkan mengisolasi di pelaku.
Apabila dengan perilaku
masyarakat ini masih
tidak mempan menyadarkan si pelaku itu, maka keterasingan itu dapat
dipaksakan oleh istitusi yang diciptakan masyarakat misalnya
pengadilan.
Orang yang bersikap
angkuh, sombong. besar
kepala, tidak menghonnati
orang lain selalu akan tersisih dari pergaulan masyarakat,
karena perilaku semacam ini tidak disenangi dan dibenci
oleh masyarakat. Orang
lain akan merasa tersentuh nilai-nilai
kemanusiaannya apabila
bergaul dengan orang
angkuh, sombong. dan tidak menghonnati orang lain. Karena itu ia dibenci orang
lain. sehingga membuat
ia dalam keterasingan.
B. Ayat
Al-Quran Tentang Keterasingan
“Katakanlah; Inilah
jalanku. Aku mengajak (kamu) kepada Allah di atas bashirah/ilmu. Inilah jalanku
dan jalan orang-orang yang mengikutiku. Dan maha suci Allah, aku bukan termasuk
golongan orang-orang musyrik.” (QS. Yusuf: 108)
10.5.
KESEPIAN
A.
Pengertian Kesepian
Kesepian berasal
dari kata sepi yang berarti sunyi atau lengang, sehingga kata kesepian berarti merasa sunyi atau lengang. tidak berteman. Setiap
orang pemah mengalami kesepian, karena kesepian
bagian hidup manusia,
lama rasa sepi itu
bergantung kepada mental
orang dan kasus penyebabnya. Aplikasi dan perwujudan dari
terasing adalah kesepian. Jika seseorang sudah merasa diasingkan maka orang
tersebut akan mengalami kesepian dalam diri dan lingkungan sehingga merasa
kesepian. Jika hal ini terus dibiarkan maka orang tersebut akan kehilangan
unsur dan karakter unik dalam dirinya senhingga dia pun sulit untuk mengenali
dirinya.
B.
3 Macam Penyebab Terjadinya Kesepian
Bermacam-macam penyebab
terjadinya kesepian. Salah satunya adalah frustasi. Orang yang frustasi tidak
mau diganggu,ia lebih senang dalam keadaan sepi, tidak suka bergaul, dan
sebagainya. Ia lebih senang hidup sendiri. Menurut Middlebrook (1980), ada 2
faktor penyebab kesepian yaitu :
1) Faktor Psikologis,
yang terdiri dari :
- Existential
Loneliness : Kesepian yang disebabkan oleh kenyataan atau adanya keterbatasan
keberadaan manusia yang disebabkan oleh terpisahnya seseorang dengan
orang-orang lain, sehingga tidaklah mungkin baginya untuk berbagi perasaan dan
pengalamannya dengan orang lain.
- Pengalaman traumatis
karena hilangnya orang-orang terdekat : Hilangnya seseorang yang sangat dekat
dengan individu secara tiba-tiba tanpa bisa dihindari seringkali dianggap
sebagai penyebab kesepian.
- Kurangnya dukungan
dari orang lain atau orang-orang terdekat : Kesepian yang dialami oleh mereka
yang merasa tidak sesuai dengan lingkungannya. Orang yang mengalami kesepian manganggap diri
mereka sebagai orang yang diremehkan dan ditolak dalam lingkungannya.
- Adanya suatu masalah
krisis dalam diri seseorang dan kegagalan : Bila seseorang telah merasa harga
dirinya terganggu, ia akan menghilangkan semangatnya dan merasa kosong serta
menghindarkan diri untuk mengadakan hubungan dengan lingkungannya.
- Memiliki rasa kurang
percaya diri : Meskipun individu dapat
melakukan hubungan sosial dengan baik, namun ia merasa bahwa lingkungan
disekitarnya kurang melibatkannya, sehingga menyebabkan individu merasa
kesepian, ia hanya dapat berhubungan sosial secara formalitas saja.
- Kepribadian yang
tidak sesuai dengan lingkungan : Orang-orang yang menjengkelkan, seperti :
pemarah, terlalu patuh dan tidak mempunyai kemampuan bersosialisasi akan
dihindari dari lingkungannya, sehingga mereka merasa kesepian.
- Ketakutan untuk
menanggung resiko sosial : Seseorang akan merasa takut jika terlalu dekat
dengan orang lain, tidak mau bercerita banyak, sehingga mereka yang kesepian
akan melihat kedekatan sosial sebagai sesuatu yang berbahaya dan penuh resiko.
2) Faktor Sosiologis,
yang terdiri dari :
- Takut dikenal orang
lain : Seseorang akan merasa takut dikenal oleh orang lain, sehingga hal
tersebut menghilangkan kesempatannya untuk berhubungan dekat dengan orang lain.
- Nilai-nilai yang
berlaku pada lingkungan sosial : Nilai-nilai yang dianut masyarakat seperti
privacy dan kesuksesan dapat menyebabkan seseorang merasa kesepian karena ia
merasa terikat oleh nilai-nilai tersebut.
- Kehidupan di rumah :
Rutinitas kegiatan di rumah seperti : adanya jam makan, keributan di rumah dan
kebiasan lainnya juga akan menyebabkan seseorang merasa kesepian karena ia
merasakan kejenuhan.
- Perubahan pola-pola
dalam keluarga : Kehadiran orang lain dalam keluarga akan menyebabkan
terganggunya hubungan dengan anggota keluarga lain.
- Berpindah tempat :
Seringnya pindah dari satu tempat ke tempat yang lain menyebabkan seseorang
tidak dapat menjalin hubungan yang akrab dengan orang disekitarnya.
- Terlalu banyak jumlah
orang dalam suatu organisasi : Terlalu banyak orang di sekeliling individu akan
menambah perasaan terisolasi. Hal ini akan membuat individu sulit untuk
mengenal satu sama lain.
Menurut Sadler (dalam
Kirana, 2005) menambahkan bahwa kesepian dapat disebabkan karena lima hal,
yaitu :
1. Interpersonal Problems
: disebabkan karena ada subjek kehilangan orang terdekat atau memutuskan
hubungan dengan orang lain (berpisah atau bercerai).
2. Social Shock :
masalah-masalah sosial yang seringkali membawa dampak negatif, terutama pada
masyarakat perkotaan (urban society) seperti pengangguran.
3. Culture Shock :
ketika individu pindah ke tempat baru maka perbedaan budaya antara tempat asal
dan tempat individu sekarang dapat menimbulkan masalah-masalah lain, tidak
terkecuali kesepian.
4. Cosmic Problems :
berkaitan dengan eksistensial manusia atas apa yang sesungguhnya diinginkan
dari kehidupan yang sedang dijalaninya.
5. Psychological
Problems : masalah-masalah psikologis merupakan sebab potensial yang dapat
menimbulkan kesepian, terutama bila individu yang bersangkutan tidak mampu
menyelesaikan masalah terus-menerus larut dalam kesedihan.
C.
Contoh-contoh Orang yang Sedang Kesepian
1. Misalkan ada seorang
anak yang tidak mempunyai teman, ia merasa kesepian karena tidak mempunyai
teman. Ia harus mencari teman baru agar ia dapat bersosialisasi dan tidak
kesepian lagi. Selain itu ia juga harus mnengerti karakter orang – orang di
sekitarnya agar tidak terjadi perselisihan karena kesalahpahaman.
2. Pangeran Sidharta
meninggalkan istana, tempat kemewahan,
keramaian dan ketidakpastian.
Karena frustasi menyaksikan kontradiksi
keadaan istana dengan keadaan
luar istana yang penuh penderitaan,
maka ia meninggalkan istana pergi ke tempat yang
sepi, mencari hakekat hidup.
3. Saat keluarga sedang
berkumpul tetapi ada anak mereka yang sibuk atas pekerjaan sehingga anak pun
merasa kesepian karena tidak bisa hadirnya dirinya saat berkumpul bersama.
10.6.
KETIDAK PASTIAN
A.
Pengertian Ketidak Pastian
Ketidakpastian berasal dari kata tidak pasti artinya
tidak menentu (pikirannya) atau mendua, atau apa yang dipikirkan tidak searah
dan kemana tujuannya tidak jelas. Itu semua akibat pikirannya yang tidak dapat
konsentrasi. Ketidak konsentrasian itu disebabkan oleh berbagai sebab, yang paling utama adalah
kekacauan pikiran. Ketidakpastian atau ketidak tentuan adalah bagian hidup
manusia.
B.
Macam-macam Penyebab Terjadinya Ketidak Pastian
Menurut Siti Meichati
dalam bukunya Kesehatan Mental menerangkan beberapa penyebab seseorang tak
dapat berpikir dengan pasti. Sebab-sebab itu ialah :
1. Obsesi
Obsesi merupakan gejala
neurose jiwa, yaitu adanya pikiran atau perasaan tertentu yang terus-menerus,
biasanya tentang hal-hal yang tak menyenangkan, atau penyebab lain yang tidak
diketahui oleh penderita. Misalnya selalu berpikir ada orang yang ingin
menjatuhkan dia. Contoh : Seorang pedagang yang maju pesat, pada suatu saat
berpikir olehnya ada kswan yang ingin menjatuhkannya. Pikirannya itu semakin
menjadi-jadi, apalagi setelah ia mengalami kerugian.
2. Phobie
Phobie adalah rasa
ketakutan yang tak terkendalikan atau tidak normal terhadap sesuatu hal atau
kejadian, tanpa diketahui sebab-sebabnya. Contoh : Orang yang takut terhadap
tempat yang tinggi. Secara tidak sengaja, ia terus menelusuri jalan mendaki.
Sesampainya di puncak ketinggian, ia ketakutan luar biasa.
3. Kompulasi
Kompulasi ialah adanya
keraguan yang sangat mengenai apa yang telah dikerjakannya, sehingga ada
dorongan yang tidak disadari untuk selalu melakukan perbuatan-perbuatan yang
serupa berulang kali. Contoh : Keinginannya mengambil barang orang (mencuri),
padahal barang itu tidak bermanfaat baginya, dan ia mampu andaikata ingin
membelinya.
4. Histeria
Histeria ialah neurose
jiwa yang disebabkan oleh tekanan mental kekecewaan, pengalaman pahit yang menekan,
kelemahan syaraf, tidak mampu menguasai diri, atau sugesti dari sikap orang
lain. Contoh : Neneng, seorang gadis yang cukup manis, suatu hari melihat
pacarnya berjalan-jalan dengan seorang gadis yang belum pernah dikenalnya. Rasa
cemburu berkecamuk di hatinya dan setibanya di rumah dia beteriak histeris.
5. Delusi
Menunjukan pikiran yang
tidak beres, karena berdasarkan keyakinan palsu. Tidak dapat memakai akal
sehat, tidak ada dasar kenyataan dan tidak sesuai dengan pengalaman. Delusi ini
ada tiga macam, yaitu :
a. Delusi persekusi :
menganggap adanya keadaan yang jelek di sekitarnya. Akibatnya, banyak orang
menjauhinya.
b. Delusi keagungan :
menganggap dirinya orang penting dan besar. Orang seperti ini biasanya gila
hormat dan menganggap orang di sekitarnya tidak penting. Akibatnya, semua orang
menjauhinya. Jadi, hampir sama dengan delusi persekusi.
c. Delusi melancholis :
merasa dirinya bersalah, hina dan berdosa. Hal ini dapat mengakibatkan buyutan
atau dikenal dengan nama delirium tremens., hilangnya kesadaran dan
menyebabbkan otot-otot tak terkuasai lagi. Ia kehilangan ingatannya sama
sekali, mengalami tensi tinggi dan mengingat sesuatu yang belum pernah
dialami..
6. Halusinasi
Khayalan yang terjadi
tanpa rangsangan pancaindera. Seperti para prewangan (medium) dapat digolongkan
pada pengalaman halusinasi. Dengan sugesti diri, orang dapat juga
berhalusinasi. Halusinasi buatan, misalnya dapat dialami oleh orang yang mabuk
atau pemakai obat bius. Kadang-kadang karena halusinasi, orang merasa mendapat
tekanan-tekanan terhadap dorongan-dorongan itu menemukan sasarannya. Ini tampak
pada perbuatan-perbuatan penderita (penderita itu dapat menyadari perbuatannya
itu, tetapi tidak dapat menahan rangsangan khayalan sendiri). Contoh : Atang
memang seorang peminum. Bila sedang marah, ia makin banyak minumnya sehingga
mabuk dan mengoceh (berbicara) tidak menentu.
7. Keadaan emosi
Dalam keadaan tertentu,
seseorang sangat dipengaruhi oleh emosinya. Jika emosi telah menguasai
keseluruhan pribadinya, ia akan mengalami gangguan nafsu makan, pusing-pusing,
muka merah, nadi cepat, keringat, tekanan darah tinggi/lemah. Sikapnya bisa
apatis atau bisa juga terlalu gembira dengan melampiaskan dalam gerakan-gerakan
lari-larian, menyanyi, tertawa atau berbicara. Sikap ini dapat pula berupa
kesedihan menekan, tidak bernafsu, tidak bersemangat, gelisah, resah, suka
mengeluh, tidak mau berbicara, diam seribu bahasa, atau termenung menyendiri.
Orang seperti ini tidak mungkin dapat berpikir dengan tenang dan baik.
C.
Contoh Ketidak Pastian
Ketidak pastian tentang lulus atau tidak dalam ujian
sarjana yang sudah lama ditunggu-tunggu membuat orang gelisah. Lulus atau tidak
lulus ujian sarjana akan menentukan status atau karir seseorang dalam hidupnya.
Ketidakpastian ini akan merugikan, karena status dari karir itu terancam.
Karena ketidak pastian itu status yang telah ditetapkan oleh atasan menjadi
hilang, berhubungan ada orang lain yang lebih dulu memenuhinya.
10.7.
USAHA-USAHA MENGATASI KETIDAK PASTIAN
A.
Usaha-usaha Mengatasi Ketidak Pastian
Orang
yang tidak dapat berpikir dengan baik, atau kacau pikirannya ada bermacam-macam
penyebabnya. Untuk dapat menyembuhkan keadaan itu bergantung kepada mental si
penderita. Andaikata penyebab sudah diketahui, kemungkinan juga tidak dapat
sembuh. Bila hal itu terjadi, maka jalan yang paling baik bagi penderita ialah
diajak atau pergi sendiri ke psikolog.
Bila
penyebab itu jelas, misalnya rindu, obatnya mudah, yaitu dipertemukan dengan
orang yang dirindukan. Phobia atau jenis takut bisa dilatih dari sedikit,
sehingga tidak takut lagi. Orang takut ular, takut ulat yang berbulu, dapat
disembuhkan karena dibiasakan dengan benda-benda tersebut.
Orang
yang bersikap sombong atau angkuh bila mengalami, baru berkurang kesombongan,
tetapi mungkin tidak. Andaikata mereka sadar, kesembuhan itu adalah karena
pengalaman. Jadi yang menyembuhkan masyarakat sekitarnya dan dirinya sendiri.
B.
Ayat Al-Qur’an Dalam Mengatasi Ketidak Pastian
Dan
aku tidak mengira Hari Kiamat itu akan datang, dan jika sekiranya aku
dikembalikan kepada Tuhanku, pasti aku akan mendapat tempat kembali yang lebih
baik daripada kebun-kebun itu. (Q.s. al-Kahfi: 36).
DAFTAR PUSATAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar