Rabu, 21 Januari 2015

BAB 11



MANUSIA DAN HARAPAN

11.1. PENGERTIAN HARAPAN
A. Pengertian Harapan
Setiap manusia mempunyai  harapan. Manusia yang tanpa harapan, berarti manusia itu mati dalam bidup. Orang yang akan meninggal sekalipun mempunyai harapan, biasanya berupa pesan-pesan kepada ahli warisnya.
Harapan berasal dari kata harap. Artinya supaya sesuatu yang terjadi atau sesuatu yang belum terwujud. Sedangkan harapan itu sendiri mempunyai makna sesuatu yang terkandung dalam hati setiap orang yang datangnya merupakan karunia dari Tuhan YME yang sifatnya terpatri dan sukar dilukiskan. Yang mempunyai harapan atau keinginan itu hati. Putus harapan berarti putus asa. Dan agar harapan dapat dicapai, memerlukan kepercayaan pada diri sendiri, kepercayaan kepada orang lain dan kepercayaan kepada Tuhan YME.
         Harapan atau asa adalah bentuk dasar dari kepercayaan akan sesuatu yang diinginkan akan didapatkan atau suatu kejadian akan berbuah kebaikan diwaktu yang akan datang. Pada umumnya harapan berbentuk abstrak, tidak tampak namun diyakini bahkan terkadang dibatin dan dijadikan sugesti agar terwujud. Namun ada kalanya harapan tertumpu pada seseorang atau sesuatu. Pada praktiknya banyak orang mencoba menjadikan harapannya menjadi nyata dengan cara berusaha dan berdoa.
         Setiap orang mempunyai berbagai cara untuk memenuhi harapannya atau keinginannya, baik dengan cara yang dibenarkan maupun dengan cara yang dilarang oleh norma-norma agama dan hukum. Beberapa faktor yang dapat menyebabkan seseorang melakukan pelanggaran dalam usahanya mencapai apa yang diharapannya, misalnya : faktor lingkungan sosial, ekonomi, pendidikan, tidak adanya landasan iman yang kuat, kurang rasa percaya diri, dan kurang pendidikan mental. Dari semua itu dapat berakibat buruk pada diri sendiri.
         Beberapa pendapat menyatakan bahwa esensi harapan berbeda dengan berpikir positif yang merupakan salah satu cara proses sistematis dalam psikolog untuk menangkal pikiran negatif atau berpikir pesimis.

B. Persamaan Harapan dan Cita-Cita
Harapan hampir mirip dengan cita-cita, hanya saja biasanya cita-cita itu adalah sesuatu yang diinginkan setinggi-tingginya, sedangkan harapan itu tidak terlalu muluk. Meskipun demikian, harapan dan cita-cita memiliki kesamaan, yaitu :
1. Keduanya menyangkut masa depan karena belum terwujud.
2. Pada umumnya baik cita-cita maupun harapan adalah menginginkan hal yang lebih baik atau lebih meningkat.

C. Contoh-contoh Harapan
Seperti yang sudah dijelaskan, ada beberapa contoh harapan yang dapat diberikan. Misalnya, Budi hanya mampu membeli sepeda, dan tidak mempunyai harapan untuk membeli mobil. Seseorang yang mempunyai harapan yang terlalu berlebihan pasti akan menjadi bahan tertawaan banyak orang. Contoh lainnya, misal Rafiq berharap mendapatkan nilai A dalam ujian di setiap mata kuliahnya. Padahal ia tidak pernah hadir dalam kelas, tidak ada usahanya dan ia menghadapi ujian dengan santai. Jadi bagaimana Rafiq akan mendapatkan nilai A? Mungkin ia juga tidak akan lulus.


11.2. SEBAB MANUSIA MEMPUNYAI HARAPAN
Menurut kodratnya manusia itu adalah makhluk sosial. Setiap manusia lahir ke dunia ini langsung disambut dalam suatu pergaulan hidup, yakni di tengah suatu keluarga atau anggota masyarakat lainnya. Di tengah-tengah manusia lain itulah seseorang dapat hidup dan berkembang fisik dan jasmani, serta mental dan spiritualnya.
         Ada dua hal yang mendorong manusia hidup bergaul dengan manusia lain, yaitu : dorongan kodrat dan dorongan kebutuhan hidup.
1. Dorongan Kodrat
         Kodrat ialah sifat, keadaan, atau pembawaan alamiah yang sudah terjelma dalam diri manusia sejak manusia itu diciptakan oleh Tuhan YME. Misalnya : menangis, bergembira, berpikir, bercinta, berjalan, berkata, dan mempunyai keturunan. Setiap diri manusia mempunyai kemampuan untuk itu semua dan dorongan kodrat menyebabkan manusia mempunyai keinginan dan harapan.
     Dorongan  kodrat menyebabkan manusia mempunyai  keinginan  atau harapan,  misalnya menangis, tertawa, bergembira dan  sebagainya. Seperti   halnya  orang   yang  menonton Pertunjukan lawak, mereka ingin tertawa, pelawak juga mengharapkan agar penonton  tertawa terbahak-bahak. Apabila  penonton  tidak  tertawa,  harapan  kedua  belah  pihak  gagal,  justru sedihlah  mereka.
       Kodrat  juga   terdapat   pada  binatang   dan  tumbuh-tumbuhan, karena  binatang  dan tumbuhan  perlu makan, berkembang  biak dan mati. Yang mirip dengan  kodrat manusia  ialah kodrat  binatang. walau  bagaimanapun   juga  besar  sekali  perbedaannya.   Perbedaan   antara kedua  mahluk   itu,  ialah  bahwa  manusia   memiliki  budi  dan  kehendak,   Budi  ialah  akal, kemampuan  untuk memilih.  Kedua hal tersebut tidak dapat dipisahkan,  sebab bila orang akan memilih,  ia harus mengetahui  lebih dahulu barang yang dipilihnya.  Dengan  budinya  manusia dapat  mengetahui  mana  yang baik dan mana  yang buruk,  mana  yang benar dan mana  yang salah,  dan  dengan  kehendaknya  manusia  dapat  memilih.
          Dalam diri manusia masing-masing sudah terjelma sifat, kodrat pembawaan dan kemampuan untuk hidup bergaul, hidup bermasyarakat atau hidup bersama dengan manusia lain. Dengan kodrat ini manusia dapat mempunyai harapan.
2. Dorongan Kebutuhan Hidup
         Sudah menjadi kodrat bahwa manusia mempunyai bermacam-macam kebutuhan hidup. Kebutuhan hidup itu pada garis besarnya dapat dibedakan atas kebutuhan jasmani dan kebutuhan rohani. Kebutuhan jasmani, misalnya makan, minum, pakaian, dan rumah. Sedangkan kebutuhan rohani, misalnya kebahagiaan, kepuasan, keberhasilan, hiburan dan ketenangan.
         Untuk memenuhi semua kebutuhan itu manusia harus bekerja sama dengan manusia lain. Hal ini disebabkan karena kemampuan manusia sangat terbatas, baik kemampuan fisik maupun kemampuan berpikir. Dan dengan adanya dorongan kodrat dan dorongan kebutuhan hidup itu maka manusia mempunyai harapan, karena pada hakekatnya harapan itu adalah keinginan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. 
         Sehubungan dengan kebutuhan-kebutuhan manusia itu, Abraham Maslow mengkategorikan kebutuhan manusia menjadi macam. Lima macam kebutuhan itu merupakan lima harapan manusia, yaitu :
A. Harapan untuk memperoleh kelangsungan hidup (survival)
          Untuk melangsungkan  hidupnya  manusia membutuhkan  sandang, pangan  dan papan(tempat  tinggal). Kebutuhan  kelangsungan  hidup  ini terlihat  sejak  bayi lahir.
         Setiap  bayi  begitu  lahir  di  bumi  menangis;  ia  telah  mengharapkan   diberi  makan/ minum.  Kebutuhan  akan makan/minum   ini terus berkembang  sesuai  dengan  perkembangan hidup  manusia. Sandang,  semula  hanya berupa perlindungan/keamanan,   untuk  melindungi  dirinya  dari cuaca.  Tetapi  dalam  perkembangan   hidupnya,  sandang  tidak  hanya  sebagai  perlindungan kemanan,  tetapi  lebih  cendenmg  kepada  kebutuhan  lain. Papan  yang  dimaksud  adalah  tempat  tinggal  atau  rumah.  Rumah  kebutuhan   primer manusia,  karena  rumah  itu sebagai  tempat berlindung,  dari panas,  gelap,  dan  sebagainya.
            Untuk  mencukupi  kebutuhan  pangan,  sandang,  dan  papan  itu, maka  manusia  sejak kecil  telah  mulai  belajar.  Dengan  pengetahuan   yang  tinggi  harapan  memperolleh   pangan, sandang,  dan papan  yang layak  akan terpenuhi.  Atau tiap manusia  perlu kerja keras dengan harapan  apa  yang  diinginkan  : pangan,  sandang  dan papan  yang  layak  terpenuhi.
B. Harapan untuk memperoleh keamanan (safety)
      Setiap orang membutuhkan  keamanan.Sejak seorang anak lahir ia telah membutuhkan keamanan.  Begitu  lahir, dengan  suara tangis, itu pertanda  minta perlindungan. Setelah agak besar,  setiap  anak menangis  dia akan diam  setelah dipeluk  oleh  ibunya.  Setelah  bertambah besar  ia ingin  dilindungi.  Rasa  aman    tidak harus  diwujudkan   dengan  perlindungan  yang nampak, secara moral pun orang lain dapat memberi  rasa aman. Dalam  hal ini agama  sering merupakan cara memperoleh    kemanan   moril  bagi  pemiliknya. Walaupun  secara fisik keadaannya  dalam  bahaya, keyakinan  bahwa Tuhan memberikan  perlindungan  berarti sudah memberikan   keamanan  yang diharapkan.
C. Harapan untuk memiliki hak dan kewajiban untuk mencintai dan dicintai (being loving and love)
         Tiap orang mempunyai hak dan kewajiban. Dengan pertumbuhan manusia maka tumbuh pula kesadaran akan hak dan kewajiban.Karenaitu tidakjarang anak-anak remaja mengatakan kepada ayah atau ibu. “Ibu ini kok menganggap Reny masih keeil saja, semua diatur!” ltu suatu pertanda bahwa anak  itu telah tambah kesadaran akan hak dan kewajibannya.
            Bila seorang telah menginjak dewasa, maka ia merasa sudah dewasa, sehingga sudah saatnya mempunyai harapan untuk dicintai dan mencintai.Pada saat seperti ini remaja banyak mengkhayal. Ia telah sadar akan keberadaannya.Pada usia itu, biasanya terjadi konflik batin pada dirinya dengan pihak orang tua. Sebab umumnya remaja mulai menentang sifat-sifat orang tua yang dianggap tidak sesuai dengan alamnya.
D. Harapan untuk memperoleh status atau diterima atau diakui lingkungan (status)
            Setiap manusia membutuhkanstatus. Siapa, untuk apa, mengapa manusia hidup. Dalam lagu “untuk apa” ada lirik yang berbunyi “aku ini anak siapa, mengapa aku ini dilahirkan”, Dari bagian lirik itu kita dapat mengambil kesimpulan, bahwa setiap manusia yang lahir di bwni  ini tentu akan bertanya tentang statusnya. Status keberadaannya. Status dalam keluarga, status dalam masyarakat, dan status dalam negara. Status itu penting, karena dengan status orang tahu siapa dia Harga diri orang antara lain melekat pada status orang.itu. Misalnya ada anak haram, biarpun anak haram itu tingkah lakunya baik dan tidak berdosa sebab yang berdosa orang tuanya, namun masyarakat tetap memberikan cap yang negatif. Bahkan ada orang yang berpendapat jangan memberi makan/pertolongan kepada anak jadah (haram). Alangkah kejamnya manusia itu dengan adanya harapan untuk memperoleh status ini berarti orang menguasai hak milik nama baik, ingin berprestasi, ingin mengingkatkan harga diri, dan sebagainya
E. Harapan untuk memperoleh perwujudan dan cita-cita (self-actualization)
          Selanjutnya manusia berharap diakui keberadaannya sesuai dengan keahliannya atau kepangakatannya  atau profesinya. Pada  saar itu manusia mengembangkan  bakat  atau kepandaiannya agar ia diterima atau diakui kehebatannya.


11.3. PENGERTIAN DOA
A. Pengertian Doa
Menurut bahasa do’a berasal dari kata “da’a” artinya memanggil. Sedangkan menurut istilah syara’ do’a berarti “Memohon sesuatu yang bermanfaat dan memohon terbebas atau tercegah dari sesuatu yang memudharatkan.
Doa adalah sebuah tempat untuk meminta, bersyukur, berkomunikasi kepada Tuhan Yang Maha Esa. Dalam berdoa kita memiliki hak istimewa untuk berbicara, memohon, kepada yang Mahakuasa. Hendaknya doa di pelajari dengan baik dan di terapkan dalam sisi kehidupan. Dengan melalui doa berkat-Nya bisa mengalir pada kita, dan kita dapat memenangkan segala problematika yang sedang kita hadapi.

B. Macam-macam Doa
Dalam agama Islam, Syeikh Abdurrahman bin Sa’diy berkata: “Setiap perintah di dalam al Qur’an dan larangan berdo’a kepada selain Allah, meliputi do’a masalah (permintaan) dan do’a ibadah.” Adapun perbedaan antara kedua macam do’a tersebut adalah:
1. Do’a masalah (permintaan) adalah: Meminta untuk diberikan manfaat dan dicegah dari kemudharatan, atau sesuatu yang sifatnya permintaan. Dan ini dibagi menjadi tiga:
a) Permintaan yang ditujukan kepada Allah semata dan ini (termasuk tauhid dan berpahala. -red. vbaitullah)
b) Permintaan yang ditujukan kepada selain Allah, padahal dia tidak mampu memenuhi dan memberikan permintaannya. Seperti meminta kepada kuburan, pohon-pohon besar atau tempat-tempat keramat. Dan ini termasuk syirik dan dosa besar.
c) Permintaan yang ditujukan kepada selain Allah pada hal-hal yang bisa dipenuhi dan bisa dilakukan, seperti meminta prang lain, yang masih hidup untuk memindahkan atau membawakan barangnya dan ini hukumnya boleh.
2. Do’a Ibadah maksudnya Semua bentuk ibadah atau ketaatan yang diberikan kepada Allah balk lahiriah maupun batiniah, karena pada hakikatnya semua bentuk ibadah misalnya shalat, puasa, Haji dan sebagainya, tujuan utamanya adalah untuk mendapatkan ridha Allah dan dijauhkan dari azab-Nya.

C. Contoh-contoh Doa
Contoh doa dalam agama Islam antara lain:
1. Do’a Sebelum Makan
Allahumma baarik lanaa fiimaa razaqtana wa qinaa ‘adzaa-bannaari Bismillahirrahmaaniraahiimi.
Artinya : Ya Allah berkahilah kami dalam rezki yang telah Engkau limpahkan kepada kami, dan peliharalah kami dari siksa neraka. Dengan nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. (HR. Ibnu as-Sani)
2. Do’a Sesudah Makan
Alhamdulillahilladzii ath’amanaa wa saqaanaa wa ja’alanaa muslimiina.
Artinya : Segala puji bagi Allah Yang telah memberi kami makan dan minum, serta menjadikan kami muslim. (HR. Abu Daud)
Alhamdulilaahilladzi ath’amanii hadzaa wa razaqaniihi min ghayri hawlin minnii wa laa quwwatin.
Artinya : Segala puji bagi Allah yang telah memberiku makanan ini dan melipahkannya kepadaku tanpa daya dan kekuatanku. (HR. Abu Daud, Tirmidzi dan Ibnu Majah)
3. Do’a Sebelum Tidur
Bismikallahhumma ahyaa wa bismika amuutu.
Artinya : Dengan nama-Mu ya Allah aku hidup dan dengan nama-Mu aku mati. (HR. Bukhari dan Muslim)
4. Do’a Sesudah Bangun Tidur
Alhamdulillaahil ladzii ahyaanaa ba’da maa amaatanaa wa ilayhin nusyuuru.
Artinya : Segala puji bagi Allah yang menghidupkan kami setelah mematikan kami. Kepada-Nya-lah kami akan kembali (HR. Bukhari)

11.4. KEPERCAYAAN
A. Pengertian Kepercayaan
Kepercayaan berasal dari kata percaya yang artinya mengakui atau meyakini akan adanya kebenaran. kepercayaan dalam agama merupakan keyakinan yang paling besar. Di dalam agama terdapat kebenaran-kebenaran yang diberitahukan oleh Tuhan baik secara langsung maupun tidak langsung kepada umat manusia. Hak berpikir bebas, hak atas keyakinan sendiri menimbulkan juga hak beragama menurut keyakinan. Dalam hal beragama setiap orang wajib menghormati kepercayaan orang lain.

B. Tiga Teori Kebenaran
Menurut Dr. Yuyun Suriasumantri ada 3 teori kepercayaan atau kebenaran, yaitu sebagai berikut: 
1. Teori Koherensi atau Konsistensi
Yaitu suatu pernyataan yang dianggap benar apabila pernyataan itu konsisten dengan pernyataan-pernyataan sebelumnya yang dianggap benar. Misalnya, setiap manusia akan mati.
2. Teori Korespondensi
Yaitu suatu pernyataan benar apabila materi pengetahuan yang dikandung pernyataan itu berhubungan dengan objek yang dituju oleh pernyataan tersebut. Contohnya, Jakarta adalah ibukota Republik Indonesia
3. Teori Pragmatis
Yaitu suatu pernyataan diukur dengan kriteria apakah pernyataan tersebut bersifat fungsional dalam kehidupan praktis.

11.5. KEPERCAYAAN DAN USAHA UNTUK MENINGKATKANNYA
A. Perbedaan 4 Kepercayaan
Kepercayaan itu dapat dibedakan atas :
1. Kepercayaan pada diri sendiri
Kepercayaan pada diri sendiri itu ditanamkan setiap pribadi manusia. Percaya pada diri sendiri pada hakekatnya percaya pada Tuhan Yang Maha Esa Percaya pada diri sendiri, menganggap dirinya tidak salah, dirinya menang, dirinya mampu mengerjakan yang diserahkan atau dipercayakan kepadanya.
2. Kepercayaan kepada orang lain
Percaya kepada orang lain itu dapat berupa percaya kepada saudara, orang tua, guru, atau siapa saja. Kepercayaan kepada orang lain itu sudah tentu percaya ternadap kata hatinya, perbuatan yang sesuai dengan kata hati, atau terhadap kebenarannya. Ada ucapan yang berbunyi orang itu dipercaya karna ucapannya. Misalnya, orang yang berjanji sesuatu hams dipenuhi, meskipun janji itu tidak terdengar orang lain, apalagi membuat janji kepada orang lain.
3. Kepercayaan kepada pemerintah
Berdasarkan pandangan teokratis menurut etika, filsafat tingkah laku karya Prof.Ir, Poedjawiyatna, negara itu berasal dari Tuhan. Tuhan langsung memerintah dan memimpin bangsa manusia, atau setidak-tidaknya Tuhanlah pemilik kedaulatan sejati, Karena semua adalah ciptaan Tuhan. Semua mengemban kewibawaan, terutama pengemban tertinggi, yaitu raja, langsung dikaruniai kewibawaan oleh Tuhan, sebab langsung dipilih oleh Tuhan pula (kerajaan)
Pandangan demokratis mengatakan bahwa kedaulatan adalah dari rakyat, (kewibawaan pun milik rakyat. Rakyat adalah negara, rakyat itu menjelma pada negara. Satu-satunya realitas adalah negara). Manusia sebagai seorang (individu) tak berarti. Orang. mempunyai arti hanya dalam masyarakat, negara. Hanya negara sebagai keutuhan (totalitas) yang ada, kedaulatan mutlak pada negara, negara demikian itu disebut negara totaliter. satu-satunya yang mempunyai hak ialah negara; manusia perorangan tidak mempunyai hak, ia hanya mempunyai kewajiban (negara diktator)
Jelaslah bagi kita, baik teori atau pandangan teokratis ataupun demokratis negara atau pemerintah itu benar, karena Tuhan adalah sumber kebenaran. Karena itu wajarlah kalau manusia sebagai warga negara percaya kepada negara/pemerintah.
4. Kepercayaan kepada Tuhan
Kepercayaan kepada Tuhan yang maha kuasa itu amat penting, karena keberadaan manusia itu bukan dengan sendirinya, tetapi diciptakan oleh Tuhan. Kepercayaan berarti keyakinan dan pengakuan akan kebenaran. Kepercayaan itu amat penting, karena merupakan tali kuat yang dapat menghubungkan rasa manusia dengan Tuhannya. Bagaimana Tuhan dapat menolong umatnya, apabila umat itu tidak mempunyai kepercayaan kepada Tuhannya, sebab tidak ada tali penghubung yang mengalirkan daya kekuatannya. Oleh karcna itu jika manusia berusaha agar mendapat pertolongan dari padanya, manusia harus percaya kepada Tuhan, sebab Tuhanlah yang selalu menyertai manusia. Kepercayaan atau pengakuan akan adanya zat yang maha tinggi yang menciptakan alam semesta seisinya merupakan konsekuensinya tiap-tiap umat beragama dalam melakukan pemujaan kepada zat tersebut.

B. Usaha Manusia Untuk Meningkatkan Rasa Percaya Kepada Tuhan
Berbagai usaha dilakukan manusia untuk meningkatkan rasa percaya kepada Tuhannya. Usaha itu bergantung kepada pribadi kondisi, situasi dan lingkungan. Usaha itu antara lain :
1. Meningkatkan ketakwaan kita dengan jalan meningkatkan ibadah.
2. Meningkatkan pengabdian kita kepada masyarakat.
3. Meningkatkan kecintaan kita kepada sesama manusia dengan jalan suka menolong, dermawan dan sebagainya.
4. Mengurangi nafsu mengumpulkan harta yang berlebihan.
5. Menekan perasaan negatif seperti iri, dengki, fitnah dan sebagainya.


 
DAFTAR PUSTAKA

BAB 10



MANUSIA DAN KEGELISAHAN

10.1. PENGERTIAN KEGELISAHAN
A. Pengertian Kegelisahan
            Kegelisahan berasal dari kata “gelisah”. Gelisah artinya rasa yang tidak tentram di hati atau merasa selalu khawatir, tidak dapat tenang (tidurnya), tidak sabar lagi (menanti), cemas dan sebagainya. Kegelisahan menggambarkan seseorang tidak tentram hati maupun perbuatannya, artinya merasa gelisah, khawatir, cemas atau takut dan jijik. Rasa gelisah ini sesuai dengan suatu pendapat yang menyatakan bahwa manusia yang gelisah itu dihantui rasa khawatir atau takut. Manusia suatu saat dalam hidupnya akan mengalami kegelisahan. Kegelisahan yang cukup lama akan menghilangkan kemampuan untuk merasa bahagia.
Manusia selama ini seringkali tenggelam dalam kegelisahan. Berbagai penyebab kegelisahan telah menyita waktu dan perhatian manusia, dan sayangnya banyak yang tidak menyadari betapa mengganggunya kegelisahan itu. Kegelisahan yang timbul dalam diri kita sebenarnya dibuat oleh kita sendiri, kita ciptakan mereka di dalam pikiran kita melalui ketidakmampuan ataupun kegagalan untuk mengerti bahaya perasaan keakuan dan melalui khayalan yang melambung serta kesalahan dalam menilai setiap kejadian atau benda. Hanya jika kita dapat melihat suatu kejadian atau benda dengan apa adanya, bahwa tidak ada sesuatu apa pun yang kekal di dunia ini dan bahwa keakuan kita sendiri merupakan khayalan liar yang membawa kekacauan dalam pikiran yang tidak terlatih. Kegelisahan adalah suatu rasa tidak tenteram, tidak tenang, tidak sabar, rasa khawatir/cemas pada manusia. Kegelisahan merupakan gejala universal yang ada pada manusia manapun. Namun kegelisahan hanya dapat diketahui dari gejala tingakah laku atau gerak – gerik seseorang dalam situasi tertentu. Jadi, kegelisahan merupakan sesuatu yang unik sebagai manifestasi dari perasaan tidak tenteram, khawatir, ataupun cemas.
Kegelisahan hanya dapat diketahui dari gejala tingkah laku atau gerak-gerik seseorang dalam situasi tertentu. Gejala gerak-gerik atau tingkah laku itu umumnya lain dari biasanya, misalnya berjalan mondar-mandir dalam ruang tertentu sambil menundukkan kepala, duduk merenung sambil memegang kepala, duduk dengan wajah murung,malas bicara, dan lain-lain.kegelisahan juga merupakan ekspresi dari kecemasan. Masalah kecemasan atau kagalisahan berkaitan juga dengan masalah frustasi, yang secara definisi dapat disebutkan, bahwa seseorang mengalami frustasi karena apa yang diinginkan tidak tercapai.
Hal ini terjadi karena adanya keterbatasan manusia untuk dapat mengetahui hal-hal yang akan datang atau yang belum terjadi. Hal ini terjadi misalnya karena adanya suatu harapan, atau adanya ancaman. Manusia gelisah karena takut terhadap dosa-dosa dan pelanggaran (yang telah dilakukan), takut terhadap hasil kerja (tidak memenuhi kepuasan spiritual), takut akan kehilangan milik (harta dan jabatan), atau takut menghadapi keadaan masa depan (yang tidak disukai). Sedangkan sumber kegelisahan berasal dari dalam diri manusia (internal) misalnya rasa lapar, haus, rasa sepi, dan dari luar diri manusia (eksternal) misalnya kegelisahan karena diancam seseorang.
B. 3 Macam Kecemasan Yang Menimpa Manusia
Sigmund Freud ahli psikoanalisa berpendapat,bahwa ada tiga macam kecemasan yang menimpa manusia yaitu kecemasan kenyataan (obyektit), kecemasan neorotik dan kecemasan moril.
(a). Kecemasan  Obyektif
Kecemasan  tentang kenyataan  adalah  suatu  pengalaman  perasaan  sebagai  akibat pengamatan  atau suatu bahaya dalam dunia luar. Bahaya adalah sikap keadaan dalam lingkungan seseorang  yang  mengancam   untuk  meneelakakannya.   Pengalaman   bahaya dan timbulnya kecemasan mungkin dari sifat pembawaan, dalam arti kata, bahwa seseorang mewarisi  kecenderungan  untuk menjadi  takut kalau ia berada dekat  dengan benda-benda tertentu  atau keadaan  tertentu  dari lingkungannya.
Kenyataan yang pernah dialami seseorang misalnya pernah terkejut waktu diketahui dipakaiannya ada kecoa. Keterkejutannya  itu demikian hebatnya, sehingga kecoa merupakan  binatang  yang mencemaskan.  Seseorang  wanita yang pernah  diperkosa  oleh sejumlah  pria yang tidak bertanggung  jawab,  sering ngeri melihat  pria bila ia sendirian, lebih-lebih  bila jumlahnya  sama dengan yang pernah memperkosanya.  Kecnemasan  akibat dan  kenyataan  yang pemah  dialami  sangat terasa bilamana  pengalaman  itu mengancam eksistensi  hidupnya.  Karena  seseorang  tidak mampu  mengatasinya  waktu  itu, terjadilah kemudian  apa yang disebut  stress. Kecemasan  yang dialami oleh seorang  bayi atau anak keeil dan sangat berkesan  akan nampak  kembali pada waktu   ia sudah dewasa,  misalnya ia mendapat perlakuan yang kejam dari ayahnya. Mungkin ia selalu ccmas bila berhadapan dengan orang   yang seusia ayahnya, tetapi ada pula yang memberikan reaksi membalik karena ia mendendam,  maka  ia berusaha  selalu untuk  ganti berbuat  kejam sebagai  pelampiasannya.
(b). Kecemasan  Neorotis  (syaraf)
Kecemasan  ini timbul karena pengamatan  tentang bahaya dari naluriah. Menurut Sigmund  Freud,  kecemasan  ini dibagi  tiga macam, yakni  :
(1)  Kecemasan  yang  timbul  karena  penyesuaian  diri dcngan  lingkungan. Kecemasan timbul  karena  orang  itu  takut  akan  bayangannya   scndiri,  atau  takut  akan  id-nya sendiri,  sehingga  menekan  dan  menguasai  ego.  Kecemasan   semacam  ini menjadi sifat dari  seseorang  yang gelisah, yang selalu  mengira  bahwa  seseuatu  yang  hebat akan  terjadi. Contoh: Didi  anak laki-laki  berumur  10 tahun.  Ia duduk  di kelas  V SO. Pada  suatu  hari ia diberitahu  ayahnya,  bahwa bulan depan ayahnya  dipindahkan  ke kota lain. Mereka sekeluarga  harus  pindah.  Sudah  tentu Didi harus  ikut. Jadi  ia harus  pindah  sekolah di kota tempat ayahnya  bertugas.  Ibu Didi nampak  gelisah, karena tinggal  di tempat yang lama ia sudah betah, berkat adanya seorang ibu yang aktif mengumpulkan   dan memajukan  ibu-ibu.  Lebih-Iebih  Didi, karena  baik di kampung  maupun  di sekolah Didi banyak kawannya.  Karena itu ia takut kalau di tempat yang bam  kelak ia tidak akan merasa  betah.  Bila tidak ikut pindah,  akan  ikut siapa,  ikut pindah  bagaimana di tempat  yang  bam  nanti.  Ia takut pada  bayangannya  sendiri.
(2)   Bentuk  ketakutan  yang tegang  dan  irrasional  (phobia).  Bentuk  khusus  dari phobia adalah,  bahwa  intensitet  ketakutan  melebihi  proporsi  yang  sebenamya   dan  obyek yang  ditakutkannya.  Misalnya  seorang  gadis  takut memegang  benda  yang  terbuat dari  karet.  Ia tidak mengetahui  sebab ketakutan  tersebut,  setelah  dianalisis;  ketika masih  kecil dulu ia sering diberi balon karet oleh ayahnya.  satu untuk dia dan satu untuk  adiknya.  Dalam  suatu pertengkaran  ia memecahkan  balon adiknya,  sehingga ia mendapat   hukuman  yang  keras  dari  ayahnya.  Hukuman  yang  didapatnya   dan perasaan  bersalah  menjadi  terhubung  dengan  balon  karet.
(3)   Rasa  takut  lain  ialah  rasa  gugup,  gagap  dan  sebagainya.  Reaksi  ini  munculnnya secara tiba-tiba  tanpa ada provokasi  yang tegas. Reaksi gugup ini adalah perbuatan meredakan  diri  yang  bertujuan   untuk  membebaskan   seseorang   dari  kecemasan neorotis yang sangat menyakitkan  dengan jalan melakukan  sesuatu yang dikehendaki oleh  id meskipun  ego dan  superego  melarangnya. Contoh: Seseorang yang tidak biasa menyanyi atau bicara didepan umum, sekonyong-konyong diminta untuk menyanyi  atau berpidato. maka ia gelisah, gemetar, dan hilang keseimbangan, sehingga  sulit berbicara  atau menyanyi.
(c).  Kecemasan  Moril
Kecemasan moril disebabkan karena pribadi seseorang.Tiap  pribadi memiliki bermacam-macam   emosi  antara lain:  iri, dendam,  dengki,  marah,  gelisah,  cinta, rasa kurang. Rasa  iri, benci, dengki, dendam  itu merupakan  sebagian dari pernyataan  individu secara keseluruhan  berdasarkan  konsep yang kurang sehat  Oleh karena  itu sering alasan untuk  iri, benci,  dengki  itu kurang  dapat  dipahami  orang  lain.
Sifat-sifat seperti itu adalah sifat yang tidak terpuji, bahkan mengakibatkan  manusia akan  merasa  khawatir,  takut,  cemas,  gelisah  dan  putus  asa.  Misalnya  seseorang   yang merasa dirinya kurang cantik, maka dalam pergaulannya ia terbatas kalau tidak tersisihkan, sementara  itu ia pun tidak berprestasi dalam berbagai kegiatan, sehingga kawan-kawannya lebih dinilai sebagai lawan. Ketidakmampuannya  menyamai  kawan-kawannya   demikian menimbulkan   kecemasan  moril.

10.2. SEBAB-SEBAB ORANG GELISAH
A. Sebab-sebab Orang Gelisah
  • Gelisah terhadap dosa-dosa dan pelanggaran ( yang telah dilakukan )
  • Gelisah terhadap hasil kerja ( tidak memenuhi kepuasan spiritual)
  • Takut akan kehilangan milik ( harta dan jabatan )
  • Takut menghadapi keadaan masa depan ( yang tidak disukai )
B. Contoh-contoh Orang Gelisah
1. Pada saat mendengar bencana di Jepang. Keluarga yang mendengar bencana tersebut pasti gelisah terlebih bila dia belum mendapat kabar dari keluarga yang berada disana.
2. Dokter yang menghadapi istri dan anaknya yang sedang sakit, justru tidak dapat merasa tenang, karena ada ancaman terhadap haknya. Dokter tidak dapat berbuat apa-apa bila menghadapi keluarganya yang sakit, karena merasa khawatir.
3. Pada saat seseorang gagal dalam mencapai sesuatu yang telah ia impi-impikan. Pada kejadian ini orang tersebut telah berusaha dan berjuang untuk mendapatkan sesuatu itu, namun pada saat ia mendengar bahwa ia gagal ia akan merasa gelisah sekali karena apa yang telah ia coba dan ia usahakan tidak berhasil ia dapatkan.
4. Gelisah terhadap apa yang dia lakukan baik buruk maupun tidak.
5. Gelisah terhadap keputusan yang tidak memuaskan.
6. Gelisah karena takut miliknya hilang.
                           
10.3. USAHA-USAHA MENGATASI KEGELISAHAN
A. Usaha-usaha Mengatasi Kegelisahan
1. Dengan memerlukan sedikit pemikiran yaitu, pertama kita menanyakan pada diri kita sendiri (instropeksi),akibat yang paling buruk yang bagaimanakah yang akan kita tanggung atau yang akan terjadi,mengapa hal itu terjadi,apa penyebabnya dan sebagainya.
2. Kita bersedia menerima sesuatu yang terjadi pada diri kita dengan rasa tabah dan senang hati niscaya kecemasan tersebut akan sirna dari jiwa kita. Bersamaan berjalannya waktu kita dapat mencoba untuk memperkecil dan mengurangi keburukan-keburukan akibat timbulnya kecemasan tersebut dalam jiwa  kita.
3. Berdoa kepada Tuhan dengan sungguh-sungguh sabar,tabah,senang dan ikhlas sehingga Ia mau mengabulkan permohonan kita dari perasaan kecemasan ini,sebab Tuhan adalah yang paling Maha Pemurah,Maha Pengampun,Maha Pengasih dan Maha Penyayang bagi umatnya yang mau berdoa dan memohon kepada-Nya

B. Contoh-contoh Mengatasi Kegelisahan
1. Misalkan ada salah satu saudara kita yang tertimpa musibah , ia membutuhkan pertolongan sesegera mungkin. tetapi apa daya kita tidak bisa melakukannya sesegera mungkin karena mungkin terbatas oleh jarak antara anda dan saudara anda yang jauh. Rasa kegelisahan akan ada dalam diri kita , untuk itu usaha – usaha yang dapat anda lakukan yaitu dengan cara menenangkan diri dan lebih mendekatkan diri kepada Yang Maha Kuasa karena bagaimanapun semua keputusan dan nasib berada pada Tuhan.
2. Dokter  yang menghadapi  istri dan anaknya  yang sedang  sakit, justru  tidak dapat merasa tenang, karena ada ancaman terhadap haknya. Dokter tidak dapat berbuat  apa-apa bila  menghadapi   keluarganya  yang  sakit,  karena  ia  merasa  khawatir.  Dalam  hal  ini dokter  itu harus  bersikap  seperti   menghadapi  pasien  yang  bukan  keluarganya.


10.4. KETERASINGAN
A. Pengertian Keterasingan
            Keterasingan  berasal  dari kata terasing. dan kata itu adalah dari kata dasar  asing. Kata asing  berarti  sendiri,  tidak  dikenal  orang.  sehingga  kata  terasing  berarti,  tersisihkan   dari pergaulan,  terpisahkan  dari  yang  lain.  atau terpencil.  Jadi kata  keterasingan   berarti  hal-hal yang  berkenaan  dengan  tersisihkan  dari pergaulan,terpencil  atau terpisah  dari  yang  lain.
Terasing  atau  keterasingan   adalah  bagian  hidup  manusia.  Sebentar  atau  lama  orang pemah   mengalami   hidup  dalarn  keterasingan,  sudah  tentu  dengan  sebab  dan  kadar  yang berbeda  satu  sarna lain. Yang menyebabkan  orang berada dalam keterasingan   itu ialah perilakunya  yang tidak dapat  diterima  atau tidak dapat dibenarkan  oleh masyarakat,  atau kekurangan  yang ada pada diri  seseorang,  sehingga  ia tidak dapat  atau sulit menyesuaikan  diri dalam  masyarakat.
Perilaku  yang tidak dapat diterima atau tidak dapat dibenarkan  itu selalu menimbulkan keonaran   dalam   masyarakat,    sifatnya   bertentangan  dengan  atau  menyentuh  nilai-nilai kemanusiaan. Hal  itu  akan  merugikan  harta,  nama  baik,  martabat, harga  diri  orang  lain. Karena  itu orang  yang berbuat  itu dibenci  oleh masyarakat dan berada dalam keterasingan. Perbuatan itu  misalnya mencuri,  memperkosa, mengganggu istri  orang, menghina orang, sombong.
Keterasingan  dalam hal ini sifatnya dapat dipaksakan oleh anggota masyarakat,  ataupun oleh institusi yang diciptakan  oleh masyarakat  kepada si pelaku. Maksudnya  supaya si pelaku ini  tidak  merugikan  orang  lain lagi  atau membuat  gelisah  orang  lain.  dan  si pelaku  dapat menjadi  sadar, sehingga dapat memperbaiki  perilakunya  yang bertentangan  dengan  nilai-nilai kemasyarakatan itu.  Kesadaran   itu mungkin  dapat  terjadi  apabila  orang  itu  terasing  yang membuat  ia gelisah.
Keterasingan   yang  dipaksakan  oleh  manusia  lain dalam  masyarakat  misalnya,  tidak simpati, tidak mau berurusan,  tidak mau mendekati, tidak mempedulikan,  memboikot,  bahkan mengisolasi di  pelaku.  Apabila   dengan   perilaku   masyarakat  ini  masih   tidak  mempan menyadarkan  si pelaku itu, maka keterasingan itu dapat dipaksakan oleh istitusi yang diciptakan masyarakat  misalnya  pengadilan.
Orang  yang  bersikap  angkuh,  sombong.  besar  kepala,  tidak  menghonnati   orang  lain selalu  akan tersisih dari pergaulan  masyarakat,  karena perilaku  semacam  ini tidak disenangi dan  dibenci  oleh  masyarakat.  Orang  lain akan merasa  tersentuh  nilai-nilai  kemanusiaannya apabila  bergaul  dengan  orang  angkuh,  sombong.  dan tidak menghonnati orang  lain. Karena itu ia dibenci  orang  lain.  sehingga  membuat  ia dalam  keterasingan.

B. Ayat Al-Quran Tentang Keterasingan
“Katakanlah; Inilah jalanku. Aku mengajak (kamu) kepada Allah di atas bashirah/ilmu. Inilah jalanku dan jalan orang-orang yang mengikutiku. Dan maha suci Allah, aku bukan termasuk golongan orang-orang musyrik.” (QS. Yusuf: 108)


10.5. KESEPIAN
A. Pengertian Kesepian
            Kesepian  berasal dari kata sepi yang berarti sunyi atau lengang, sehingga  kata kesepian berarti merasa  sunyi atau lengang. tidak berteman. Setiap orang pemah  mengalami  kesepian, karena  kesepian  bagian  hidup  manusia,  lama  rasa sepi itu bergantung  kepada  mental  orang dan  kasus  penyebabnya. Aplikasi dan perwujudan dari terasing adalah kesepian. Jika seseorang sudah merasa diasingkan maka orang tersebut akan mengalami kesepian dalam diri dan lingkungan sehingga merasa kesepian. Jika hal ini terus dibiarkan maka orang tersebut akan kehilangan unsur dan karakter unik dalam dirinya senhingga dia pun sulit untuk mengenali dirinya.

B. 3 Macam Penyebab Terjadinya Kesepian
Bermacam-macam penyebab terjadinya kesepian. Salah satunya adalah frustasi. Orang yang frustasi tidak mau diganggu,ia lebih senang dalam keadaan sepi, tidak suka bergaul, dan sebagainya. Ia lebih senang hidup sendiri. Menurut Middlebrook (1980), ada 2 faktor penyebab kesepian yaitu :
1) Faktor Psikologis, yang terdiri dari :
- Existential Loneliness : Kesepian yang disebabkan oleh kenyataan atau adanya keterbatasan keberadaan manusia yang disebabkan oleh terpisahnya seseorang dengan orang-orang lain, sehingga tidaklah mungkin baginya untuk berbagi perasaan dan pengalamannya dengan orang lain.
- Pengalaman traumatis karena hilangnya orang-orang terdekat : Hilangnya seseorang yang sangat dekat dengan individu secara tiba-tiba tanpa bisa dihindari seringkali dianggap sebagai penyebab kesepian.
- Kurangnya dukungan dari orang lain atau orang-orang terdekat : Kesepian yang dialami oleh mereka yang merasa tidak sesuai dengan lingkungannya. Orang  yang mengalami kesepian manganggap diri mereka sebagai orang yang diremehkan dan ditolak dalam lingkungannya.
- Adanya suatu masalah krisis dalam diri seseorang dan kegagalan : Bila seseorang telah merasa harga dirinya terganggu, ia akan menghilangkan semangatnya dan merasa kosong serta menghindarkan diri untuk mengadakan hubungan dengan lingkungannya.
- Memiliki rasa kurang percaya diri : Meskipun individu dapat  melakukan hubungan sosial dengan baik, namun ia merasa bahwa lingkungan disekitarnya kurang melibatkannya, sehingga menyebabkan individu merasa kesepian, ia hanya dapat berhubungan sosial secara formalitas saja.
- Kepribadian yang tidak sesuai dengan lingkungan : Orang-orang yang menjengkelkan, seperti : pemarah, terlalu patuh dan tidak mempunyai kemampuan bersosialisasi akan dihindari dari lingkungannya, sehingga mereka merasa kesepian.
- Ketakutan untuk menanggung resiko sosial : Seseorang akan merasa takut jika terlalu dekat dengan orang lain, tidak mau bercerita banyak, sehingga mereka yang kesepian akan melihat kedekatan sosial sebagai sesuatu yang berbahaya dan penuh resiko.
2) Faktor Sosiologis, yang terdiri dari :
- Takut dikenal orang lain : Seseorang akan merasa takut dikenal oleh orang lain, sehingga hal tersebut menghilangkan kesempatannya untuk berhubungan dekat dengan orang lain.
- Nilai-nilai yang berlaku pada lingkungan sosial : Nilai-nilai yang dianut masyarakat seperti privacy dan kesuksesan dapat menyebabkan seseorang merasa kesepian karena ia merasa terikat oleh nilai-nilai tersebut.
- Kehidupan di rumah : Rutinitas kegiatan di rumah seperti : adanya jam makan, keributan di rumah dan kebiasan lainnya juga akan menyebabkan seseorang merasa kesepian karena ia merasakan kejenuhan.
- Perubahan pola-pola dalam keluarga : Kehadiran orang lain dalam keluarga akan menyebabkan terganggunya hubungan dengan anggota keluarga lain.
- Berpindah tempat : Seringnya pindah dari satu tempat ke tempat yang lain menyebabkan seseorang tidak dapat menjalin hubungan yang akrab dengan orang disekitarnya.
- Terlalu banyak jumlah orang dalam suatu organisasi : Terlalu banyak orang di sekeliling individu akan menambah perasaan terisolasi. Hal ini akan membuat individu sulit untuk mengenal satu sama lain.
Menurut Sadler (dalam Kirana, 2005) menambahkan bahwa kesepian dapat disebabkan karena lima hal, yaitu :
1. Interpersonal Problems : disebabkan karena ada subjek kehilangan orang terdekat atau memutuskan hubungan dengan orang lain (berpisah atau bercerai).
2. Social Shock : masalah-masalah sosial yang seringkali membawa dampak negatif, terutama pada masyarakat perkotaan (urban society) seperti pengangguran.
3. Culture Shock : ketika individu pindah ke tempat baru maka perbedaan budaya antara tempat asal dan tempat individu sekarang dapat menimbulkan masalah-masalah lain, tidak terkecuali kesepian.
4. Cosmic Problems : berkaitan dengan eksistensial manusia atas apa yang sesungguhnya diinginkan dari kehidupan yang sedang dijalaninya.
5. Psychological Problems : masalah-masalah psikologis merupakan sebab potensial yang dapat menimbulkan kesepian, terutama bila individu yang bersangkutan tidak mampu menyelesaikan masalah terus-menerus larut dalam kesedihan.

C. Contoh-contoh Orang yang Sedang Kesepian
1. Misalkan ada seorang anak yang tidak mempunyai teman, ia merasa kesepian karena tidak mempunyai teman. Ia harus mencari teman baru agar ia dapat bersosialisasi dan tidak kesepian lagi. Selain itu ia juga harus mnengerti karakter orang – orang di sekitarnya agar tidak terjadi perselisihan karena kesalahpahaman.
2. Pangeran Sidharta meninggalkan istana, tempat  kemewahan, keramaian dan ketidakpastian.  Karena  frustasi menyaksikan  kontradiksi  keadaan  istana dengan  keadaan  luar istana yang penuh penderitaan,  maka  ia meninggalkan  istana pergi ke tempat  yang  sepi, mencari  hakekat  hidup.
3. Saat keluarga sedang berkumpul tetapi ada anak mereka yang sibuk atas pekerjaan sehingga anak pun merasa kesepian karena tidak bisa hadirnya dirinya saat berkumpul bersama.

10.6. KETIDAK PASTIAN
A. Pengertian Ketidak Pastian
            Ketidakpastian berasal dari kata tidak pasti artinya tidak menentu (pikirannya) atau mendua, atau apa yang dipikirkan tidak searah dan kemana tujuannya tidak jelas. Itu semua akibat pikirannya yang tidak dapat konsentrasi. Ketidak konsentrasian itu disebabkan oleh  berbagai sebab, yang paling utama adalah kekacauan pikiran. Ketidakpastian atau ketidak tentuan adalah bagian hidup manusia.

B. Macam-macam Penyebab Terjadinya Ketidak Pastian
Menurut Siti Meichati dalam bukunya Kesehatan Mental menerangkan beberapa penyebab seseorang tak dapat berpikir dengan pasti. Sebab-sebab itu ialah :
1.      Obsesi
Obsesi merupakan gejala neurose jiwa, yaitu adanya pikiran atau perasaan tertentu yang terus-menerus, biasanya tentang hal-hal yang tak menyenangkan, atau penyebab lain yang tidak diketahui oleh penderita. Misalnya selalu berpikir ada orang yang ingin menjatuhkan dia. Contoh : Seorang pedagang yang maju pesat, pada suatu saat berpikir olehnya ada kswan yang ingin menjatuhkannya. Pikirannya itu semakin menjadi-jadi, apalagi setelah ia mengalami kerugian.
2.      Phobie
Phobie adalah rasa ketakutan yang tak terkendalikan atau tidak normal terhadap sesuatu hal atau kejadian, tanpa diketahui sebab-sebabnya. Contoh : Orang yang takut terhadap tempat yang tinggi. Secara tidak sengaja, ia terus menelusuri jalan mendaki. Sesampainya di puncak ketinggian, ia ketakutan luar biasa.
3.      Kompulasi
Kompulasi ialah adanya keraguan yang sangat mengenai apa yang telah dikerjakannya, sehingga ada dorongan yang tidak disadari untuk selalu melakukan perbuatan-perbuatan yang serupa berulang kali. Contoh : Keinginannya mengambil barang orang (mencuri), padahal barang itu tidak bermanfaat baginya, dan ia mampu andaikata ingin membelinya.
4.      Histeria
Histeria ialah neurose jiwa yang disebabkan oleh tekanan mental kekecewaan, pengalaman pahit yang menekan, kelemahan syaraf, tidak mampu menguasai diri, atau sugesti dari sikap orang lain. Contoh : Neneng, seorang gadis yang cukup manis, suatu hari melihat pacarnya berjalan-jalan dengan seorang gadis yang belum pernah dikenalnya. Rasa cemburu berkecamuk di hatinya dan setibanya di rumah dia beteriak histeris.
5.      Delusi
Menunjukan pikiran yang tidak beres, karena berdasarkan keyakinan palsu. Tidak dapat memakai akal sehat, tidak ada dasar kenyataan dan tidak sesuai dengan pengalaman. Delusi ini ada tiga macam, yaitu :
a. Delusi persekusi : menganggap adanya keadaan yang jelek di sekitarnya. Akibatnya, banyak orang menjauhinya.
b. Delusi keagungan : menganggap dirinya orang penting dan besar. Orang seperti ini biasanya gila hormat dan menganggap orang di sekitarnya tidak penting. Akibatnya, semua orang menjauhinya. Jadi, hampir sama dengan delusi persekusi.
c. Delusi melancholis : merasa dirinya bersalah, hina dan berdosa. Hal ini dapat mengakibatkan buyutan atau dikenal dengan nama delirium tremens., hilangnya kesadaran dan menyebabbkan otot-otot tak terkuasai lagi. Ia kehilangan ingatannya sama sekali, mengalami tensi tinggi dan mengingat sesuatu yang belum pernah dialami..
6.      Halusinasi
Khayalan yang terjadi tanpa rangsangan pancaindera. Seperti para prewangan (medium) dapat digolongkan pada pengalaman halusinasi. Dengan sugesti diri, orang dapat juga berhalusinasi. Halusinasi buatan, misalnya dapat dialami oleh orang yang mabuk atau pemakai obat bius. Kadang-kadang karena halusinasi, orang merasa mendapat tekanan-tekanan terhadap dorongan-dorongan itu menemukan sasarannya. Ini tampak pada perbuatan-perbuatan penderita (penderita itu dapat menyadari perbuatannya itu, tetapi tidak dapat menahan rangsangan khayalan sendiri). Contoh : Atang memang seorang peminum. Bila sedang marah, ia makin banyak minumnya sehingga mabuk dan mengoceh (berbicara) tidak menentu. 
7.      Keadaan emosi
Dalam keadaan tertentu, seseorang sangat dipengaruhi oleh emosinya. Jika emosi telah menguasai keseluruhan pribadinya, ia akan mengalami gangguan nafsu makan, pusing-pusing, muka merah, nadi cepat, keringat, tekanan darah tinggi/lemah. Sikapnya bisa apatis atau bisa juga terlalu gembira dengan melampiaskan dalam gerakan-gerakan lari-larian, menyanyi, tertawa atau berbicara. Sikap ini dapat pula berupa kesedihan menekan, tidak bernafsu, tidak bersemangat, gelisah, resah, suka mengeluh, tidak mau berbicara, diam seribu bahasa, atau termenung menyendiri. Orang seperti ini tidak mungkin dapat berpikir dengan tenang dan baik.

C. Contoh Ketidak Pastian
            Ketidak pastian tentang lulus atau tidak dalam ujian sarjana yang sudah lama ditunggu-tunggu membuat orang gelisah. Lulus atau tidak lulus ujian sarjana akan menentukan status atau karir seseorang dalam hidupnya. Ketidakpastian ini akan merugikan, karena status dari karir itu terancam. Karena ketidak pastian itu status yang telah ditetapkan oleh atasan menjadi hilang, berhubungan ada orang lain yang lebih dulu memenuhinya.

10.7. USAHA-USAHA MENGATASI KETIDAK PASTIAN
A. Usaha-usaha Mengatasi Ketidak Pastian
Orang yang tidak dapat berpikir dengan baik, atau kacau pikirannya ada bermacam-macam penyebabnya. Untuk dapat menyembuhkan keadaan itu bergantung kepada mental si penderita. Andaikata penyebab sudah diketahui, kemungkinan juga tidak dapat sembuh. Bila hal itu terjadi, maka jalan yang paling baik bagi penderita ialah diajak atau pergi sendiri ke psikolog.
Bila penyebab itu jelas, misalnya rindu, obatnya mudah, yaitu dipertemukan dengan orang yang dirindukan. Phobia atau jenis takut bisa dilatih dari sedikit, sehingga tidak takut lagi. Orang takut ular, takut ulat yang berbulu, dapat disembuhkan karena dibiasakan dengan benda-benda tersebut.
Orang yang bersikap sombong atau angkuh bila mengalami, baru berkurang kesombongan, tetapi mungkin tidak. Andaikata mereka sadar, kesembuhan itu adalah karena pengalaman. Jadi yang menyembuhkan masyarakat sekitarnya dan dirinya sendiri.

B. Ayat Al-Qur’an Dalam Mengatasi Ketidak Pastian
Dan aku tidak mengira Hari Kiamat itu akan datang, dan jika sekiranya aku dikembalikan kepada Tuhanku, pasti aku akan mendapat tempat kembali yang lebih baik daripada kebun-kebun itu. (Q.s. al-Kahfi: 36).

DAFTAR PUSATAKA